Yayasan Al Iman Harapan Baru Wadahi Tiga Bidang Kegiatan

Anggota DPRD Kota Bekasi Ahmad Faisal dan DKM Masjid Al Iman Aswendy Dahdir bersama pengurus Yayasan Al Iman Harapan Baru dan undangan usai peresmian Pesantren Tahfizh Al Qur’an Al Iman di Kota Bekasi. (dok. bandara)
Bagikan

Yayasan Al Iman Harapan Baru kini mewadahi sebanyak tiga bidang kegiatan sejak berdiri dari tahun 1990, yakni bidang utama Fardu Kifayah, santunan yatim dan pengelolaan Masjid Al Iman.

Menurut Ketua Yayasan Masjid Al Iman Wildamasir Amran, pihaknya berupaya untuk mengembangkan sumber daya pemuda dan remaja masjid pada khususnya dan umat muslim pada umumnya.

“Pendidikan agama, terutama pendidikan dalam membaca Al-Qur’an adalah hal prioritas yang harus dilaksanakan,” katanya didampingi Kepala Sekolah Pesantren Tahfizh Al Qur’an Al Iman Aswendy Dahdir.

Yayasan Al Iman telah mewadahi bidang Fardu Kifayah untuk warga RW 05 Kotabaru yang tengah berduka, dari segala pengurusan jenazah akan dilakukan oleh Yayasan Al Iman.

“Mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan hingga pemakaman jenazah di pemakaman Kota Bekasi akan kami layani,” jelasnya.

Demikian juga wadah lainnya bidang Santunan Yatim, karena Yayasan Al Iman menyantuni anak yatim lebih kurang untuk 40 anak setiap bulannya. Bahkan, lanjut Aswendy, dari Masjid Al iman dan setahun belakangan ini berkeliling dari RT 001 hingga RT 012 RW 05 Kelurahan Kotabaru, Bekasi Barat.

Mengenai wadah lainnya dari Yayasan Al Iman adalah dalam hal pengelolaan Masjid Al Iman, yang Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Periode 2021-2024 Aswendy Dahdir bersama jajaran pengurus lainnya meresmikan Pesantren Tahfizd Al Qur’an Al Iman.

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang saat ini ada diperuntukkan bagi anak-anak usia tiga tahun hingga 15 tahun dan sudah berjalan dengan baik, serta teratur.

Sampai dengan saat ini, jumlah murid sudah mencapai 60 orang dan beberapa orang di antaranya sudah mulai bisa membaca Al-Qur’an dengan baik.

“Adapun kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sifatnya adalah tanpa dipungut biaya atau gratis,” tutur Aswendy.

Melihat perkembangan tersebut, maka Pengurus DKM Al Iman menilai penting dan harus menyiapkan sarana pendidikan lanjutan bagi santri TPA dan pemuda/remaja pada umumnya.

“Persiapan sarana pendidikan itu khusus bagi yang sudah mulai bisa membaca Al-Qur’an untuk dikembangkan keahliannya dalam membaca Al-Qur’an dengan mendirikan Pesantren Tahfiz Al Qur’an,” jelasnya.

Pesantren Tahfizh Al Qur’an Masjid Al Iman ini diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, yang diwakili oleh Anggota DPRD Kota Bekasi Ahmad Faisal, dengan dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi, Kepala KUA Bekasi Barat, Camat Bekasi Barat, Lurah Kota Baru, dan ulama serta tokoh masyarakat di Kelurahan Kota Baru, Kota Bekasi.

Pendirian pesantren ini dimaksudkan untuk membentuk generasi yang mahir dalam membaca Al-Qur’an dan membina lingkungan yang kondusif untuk pembentukan generasi Islami.

Selain itu, juga untuk mempersiapkan kader tahfizh untuk bisa meneruskan estafet perjuangan risalah Rasulullah SAW dan mencetak para penghafal dan pengajar Al-Qur’an yang handal dan profesional. B

Komentar

Bagikan