Wisata tematik kopi bisa menjadi trademark wisata nasional, sehingga dapat menjadi strategi yang efektif untuk kepariwisataan di daerah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan wisata tematik merupakan tren baru yang terus berkembang secara signifikan di banyak negara.
“Wisata tematik ini salah satu cara pengemasan produk pariwisata yang erat dengan unsur budaya maupun alam,” katanya dalam “Webinar Inovasi Produk Pariwisata Berintegritas” yang diselenggarakan oleh Universitas Dhyana Pura (Undhira) secara virtual, Senin (28/6/2021).
Menurut Sandiaga, di masa pandemi ini menjadi semakin relevan di mana wisatawan mencari aktivitas wisata yang otentik, dilakukan di alam terbuka, tidak massal, dan lebih meaningful.
Dalam acara tersebut turut hadir Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Alexander Reyaan, Rektor Universitas Dhyana Pura (Undhira) I Gusti Bagus Rai Utama, Dosen Ilmu Budaya dan Sastra Universitas Udhayana (UNUD), dan Jurnalis Senior I Nyoman Darma Putra, Dosen Universitas Dhyana Pura Bali M. Litt, dan Ketua PPDM Desa Wisata Herbal Dermawan Waruwu, serta Kepala Desa Catur Kintamani I Wayan Sukarata.
Menparekraf menuturkan, Indonesia juga sudah banyak mengembangkan wisata tematik, seperti wisata tematik kopi di Desa Wisata Catur, Bali.
Wisata tematik kopi ini diharapkan mampu memberikan pengalaman yang hakiki bagi wisatawan dalam menikmati wisata kopi.
“Jadi wisatawan tidak hanya menikmati kopi fresh dari tempat asalnya, tapi juga menikmati suasana pegunungan, coffee plantation, aktivitas panen, dan bean roasting,” jelasnya.
Proses pembuatan kopi. (Bandara)
Selain itu, Sandiaga menambahkan, wisatawan dapat mempelajari sejarah serta budaya, dan sebagainya. Jadi, lanjutnya, wisata tematik seperti ini diharapkan bisa menjadi trademark wisata nasional.
Menparekraf menyatakan, Indonesia memiliki sumber daya wisata kopi yang kaya, tapi hingga saat ini belum memiliki jalur wisata kopi yang komprehensif secara nasional.
Oleh sebab itu, Kemenparekraf mencoba menginisiasi pembuatan Indonesia Coffee Trail sebagai salah satu trademark wisata nasional.
“Jalur ini merupakan program jangka panjang yang desainnya kami harapkan dapat terealisasi maksimal dalam 10 tahun,” ujarnya.
Pada 2020, telah dimulai langkah awal dengan menyusun jalur wisata ini yang salah satu titiknya adalah Bali dan khususnya mengambil beberapa point of interest ke perkebunan kopi di Kintamani.
Sandiaga berharap Indonesia Coffee Trail nantinya mencakup wilayah dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote. B