Badan Usaha Milik Negara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan tiga program strategis nasional tuntas meski dalam kondisi sulit di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro, bukan hanya untuk menjadi bagian dalam menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, melainkan juga menjadi bagian dalam kemandirian industri pertahanan dalam negeri serta mempertahankan keamanan nasional.
“Kami mengakui pandemi menyebabkan penurunan pasar aerospace secara global hingga 40%, tidak terkecuali PT Dirgantara Indonesia,” ujarnya dalam rillis perusahaan.
Pada tahun 2019 PTDI untung Rp 150 milliar, adanya pandemi melanda akhirnya loading hanya 40%.
Namun, PTDI dalam tahun ini masih terus melanjutkan tiga Program Strategis Nasional, yaitu PUNA Elang Hitam (Pesawat Udara Nir Awak jenis Medium Altitude Long Endurance) dengan target terbang perdana pada akhir tahun 2021.
“Untuk Pesawat N219 Amphibi (N219A) dan Rudal Nasional sebagai Program Startegis Nasional rencananya mendapatkan sertifikasi di tahun 2024,” kata Elfien.
Dia mengungkapkan pesawat jenis amphibi ini dapat menghubungkan antar pulau di Indonesia, cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau.
Penerbangan dan perkapalan itu menjadi bagian penting pada negara seperti Indonesia ini. Fungsinya adalah untuk menjangkau dan menghubungkan wilayah 3T, yaitu Terluar, Terdepan, dan Tertinggal.
Untuk Pesawat N219A kebutuhannya adalah untuk memangkas keberadaan pembangunan infrastruktur landasan udara atau bandara.
“Selain itu, juga akan mempercepat sektor pariwisata, karena bisa landing di kawasan pantai pulau wisata yang dituju wisatawan,” tutur Elfien. B