PHRI Jabar dan Asita Jabar Dukung Penerbangan Bandara Kertajati

Pertemuan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Jawa Barat, serta PT Angkasa Pura II (AP II). (dok. angkasapura2.co.id)

Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat serta Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Jawa Barat mendukung penuh penerbangan berjadwal dengan pesawat jet dari Bandara Kertajati mulai 29 Oktober 2023.

PT Angkasa Pura II (AP II) menggelar pertemuan dengan PHRI Jabar dan Asita Jabar di Bandung pada Selasa (17/10/2023).

President Director AP II Muhammad Awaluddin dalam pertemuan itu mengatakan bahwa infrastruktur dan fasilitas operasional, serta pelayanan di Bandara Kertajati sudah siap menerima penerbangan pesawat jet.

“Fasilitas, infrstruktur dan SDM di Bandara Kertajati sudah siap menerima penerbangan pesawat jet berjadwal dan melayani penumpang pesawat,” ujar Awaluddin.

Dia menjelaskan, diperlukan kolaborasi seluruh pihak untuk dapat terus memajukan Bandara Kertajati.

“Di dunia aviasi, setiap pihak harus berkolaborasi. Karena itu, kami berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk secara berkelanjutan memajukan Bandara Kertajati,” kata Awaluddin.

Menurutnya, sebagai bentuk kolaborasi, AP II dalam waktu dekat akan memberikan insentif bagi maskapai yang beroperasi di Bandara Kertajati.

Baca juga :   AP II dan Stakeholders Siap Sambut 3,42 Juta Pemudik di 20 Bandara

“Kami akan memberikan insentif bagi maskapai. Ada dua yang kami sudah diskusikan secara internal, satu dalam bentuk pembebasan parking fee dan landing fee. Detailnya akan segera kami sampaikan,” ungkapnya.

Adapun AP II bersama stakeholder mendorong tiga hal di Bandara Kertajati, yakni Seamless yang mewujudkan konektivitas dari dan ke Bandara Kertajati, lalu Affordability, yakni keterjangkauan, dan Ease of travel, yakni kemudahan dalam melakukan perjalanan.

Sebagai contoh, untuk mewujudkan Seamless maka tersedia berbagai pilihan moda transportasi publik dari dan ke Bandara Kertajati seperti operator bus, shuttle bus dan taksi.

Sementara terkait Affordability, masyarakat Jabar dapat merasakan keterjangkauan dalam mengakses bandara. Adapun Easiness of Travel adalah mewujudkan kemudahan sejalan dengan dioperasikannya Tol Cisumdawu.

“Bandara Kertajati semakin dekat dengan Bandung karena adanya Tol Cisumdawu. Dari Bandung ke Kertajati hanya butuh waktu satu jam 15 menit hingga satu jam 30 menit,” jelas Awaluddin.

Di tempat yang sama, Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar mengatakan sangat mendorong untuk memajukan Bandara Kertajati melalui kolaborasi.

Baca juga :   AP II Siapkan Rencana Operasi Angkutan Lebaran di 20 Bandara

“(Saat ini) kebijakan sangat bagus, Bandara Husein Sastranegara tidak dimatikan (masih melayani penerbangan dengan pesawat propeller) dan Bandara Kertajati dihidupkan,” ujarnya.

Herman menuturkan, sudah lumrah di mana-mana bahwa sebuah bandara berada minimal satu jam perjalanan dari tengah kota.

Dia mendorong agar seluruh pihak dapat berkolaborasi dalam memajukan Bandara Kertajati.

Ketua Asita Jabar Budijanto Ardiansyah juga mendukung kolaborasi untuk Bandara Kertajati.

Dia menuturkan Asita Jabar pun sudah melakukan sosialisasi terhadap Bandara Kertajati kepada para agen-agen di luar negeri.

“Terkait penerbangan sendiri, kami sudah siap menjual tiket (dari dan ke) Bandara Kertajati. Kami sudah undang agen dari Malaysia, mereka baru pertama kali datang ke Kertajati, dan antusias mereka cukup baik, respons mereka terhadap Kertajati baik,” tuturnya.

Budijanto menambahkan, pelaku di sektor pariwisata sangat mendukung Bandara Kertajati.

“Kami dari sektor pariwisata bantu bagaimana terbang dari Kertajati,” jelas dia. B

Komentar