Setelah sebelumnya pesawat N219 terbang ke Bangka Belitung pada September 2022, kali ini terbang ke Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangka kegiatan N219 Market Survey Flight.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Captain Djamhari sebagai Pilot In Command dan Firmansyah Cahya sebagai Copilot, lepas landas pada pukul 07.30 dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
Kemudian, dilanjutkan kembali penerbangannya dan tiba di Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, pada tanggal yang sama pukul 13.00 waktu setempat.
Pada kesempatan ini, pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melaksanakan lowpass yang disaksikan langsung oleh Gubernur Provinsi Kepri Ansar Ahmad, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dan Ketua DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak.
Selain itu, ada calon operator yang akan mengoperasikan pesawat N219, serta beberapa tamu undangan lainnya, didampingi Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal dan Dewan Komisaris PTDI.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya PTDI dalam melakukan proses komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri, yang tentunya juga dapat mendukung program transformasi ekonomi di Kepri, khususnya dalam peningkatan konektivitas wilayah, serta mendorong percepatan pembangunan daerah,” kata Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI Moh. Arif Faisal.
Menurutnya, hal ini juga bagian dari komitmen kami untuk terus mengembangkan dan menghadirkan produk-produk yang inovatif, efisien dan handal untuk memperkuat ekosistem Defend ID.
Kepulauan Riau sebagai wilayah yang terdiri atas lebih dari 1.000 pulau membutuhkan penguatan dalam konektivitas antarpulau, khususnya melalui transportasi udara.
Pesawat N219 yang merupakan hasil karya anak bangsa telah dipilih sebagai wahana transportasi udara yang akan mendukung program transformasi ekonomi di Kepulauan Riau.
Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa menuturkan, transformasi ekonomi Kepulauan Riau sangat cocok dijadikan sebagai pilot project komersialisasi pesawat N219.
“Bappenas bersama tim terkait telah menyusun bisnis model melalui sinergi ekosistem dengan melibatkan pemerintah daerah, termasuk BUMD, Aircraft Operator Company (AOC), perusahaan leasing dalam negeri dan PTDI, tentunya dengan dukungan pemerintah pusat, agar komersialisasi pesawat N219 di Kepulauan Riau segera terwujud,” ungkapnya.
Adapun saat ini pesawat N219 telah memperoleh kontrak pertamanya, yaitu sebanyak 11 unit dari PT Karya Logistik Indotama (PT KLI) yang telah ditandatangani kontraknya pada 3 November 2022 dalam kesempatan Indo Defence Expo 2022, disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Pesawat N219 merupakan hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN) yang pada 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada 10 November 2017, dengan diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.
Hingga akhirnya berhasil memperoleh Type Certificate (TC) pada 22 Desember 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan, dengan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 44,69% yang kemudian akan terus ditingkatkan, sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan (spin-over) terhadap beberapa industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal industri maintenance/pemeliharaan.
Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk dapat mendukung pembangunan konektivitas dan aksesbilitas daerah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan) dengan kemampuan Short Take Off Landing di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.
Dalam pemanfaatannya, pesawat N219 dapat digunakan dengan berbagai konfigurasi sesuai kebutuhan pengguna, baik untuk angkut penumpang, logistik, maupun medical evacuation dan flying doctor.
Pesawat N219 memiliki berbagai macam keunggulan dibanding pesawat sekelasnya, di antaranya Cabin yang luas untuk menjamin kenyamanan penumpang, dilengkapi dengan Full Glass Cockpit untuk membantu mengurangi beban kerja pilot dan Wide Side Door untuk memudahkan proses loading/unloading kargo.
Saat ini, PTDI juga sedang mengembangkan pesawat N219 versi amphibious yang dapat lepas landas di permukaan air, sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut di masa mendatang terbuka kemungkinan dicapainya semua tujuan destinasi pariwisata nusantara laut di beberapa wilayah Indonesia dengan cepat menggunakan pesawat N219 amphibious. B