Perizinan Selesai dan BPTJ Siapkan Operasional Stasiun Pondok Rajeg

Stasiun Pondok Rajeg di Kota Depok. (dok. bptj)
Bagikan

Setelah menyelesaikan 100% dokumen perizinan dan fasilitas layanan sebagai syarat pengoperasian stasiun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyiapkan Stasiun Pondok Rajeg untuk segera dioperasikan.

Stasiun Rajeg berada di kelurahan Jatimulya, Cilodong, Depok dengan memiliki ketinggian +121 meter dan termasuk dalam pengawasan Daerah Operasi I Jakarta.

Direktur Prasarana BPTJ, Zamrides menjelaskan, dokumen perijinan yang telah diselesaikan meliputi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL – UPL, Sertifikat Laik Fungsi (SLF), Penilaian Sistem Keselamatan, Pelaksanaan pengujian prasarana perkeretaapian (jalur dan bangunan KA), serta Standar Palayanan Minimum (SPM).

“Persetujuan Andalalin telah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat pada 15 Desember 2022, UKL-UPL telah diterbitkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok pada 6 Desember 2023,” ujarnya saat kunjungan ke Stasiun Pondok Rajeg.

Penilaian Sistem Keselamatan oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian pada tanggal 23 Februari 2024, dan dokumen SLF oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok pada 21 Maret 2024.

Selain dokumen tersebut, Zamrides menambahkan, prasarana perkeretaapian berupa jalur dan bangunan Kereta Api (KA) telah selesai diuji dan dianggap memenuhi persyaratan teknis berdasarkan hasil pengujian dari Balai Pengujian Perkeretaapian.

“Emplasmen (peron) yang tadinya 60 meter kami perpanjang menjadi 240 meter, mengangat track di antaranya ada 40 cm sampai dengan 1,5 meter. Untuk memenuhi uji prasarana, Stasiun Pondok Rajeg juga telah memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM),” jelasnya.

Dukungan secara penuh juga diberikan PT KCI dalam rangka mempermudah layanan penumpang, seperti telah tersedianya tapping gate, vending machine, peralatan ticket counter, signage, dan kursi tunggu penumpang.

“Untuk mempercepat pengoperasian layanan Stasiun Pondok Rajeg, kami juga telah berkoordinasi dengan Ditjen Perkeretaapian untuk dapat menugaskan penyelenggara prasarana perkeretaapian guna melakukan perawatan dan mengoperasikan prasarana perkeretaapian,” tuturnya.

Zamrides menjelaskan, studi kelaikan Stasiun Pondok Rajeg telah dilakukan BPTJ pada tahun 2020 dan dilanjutkan dengan desain stasiun, serta kajian lalu lintas pada tahun 2021.

Adapun untuk konstruksi dilaksanakan pada tahun 2022 – 2023. Lingkup pekerjaan pada tahun 2022 meliputi pengangkatan track dan Listrik Aliran Atas (LAA) untuk penyesuaian persyaratan kelandaian, serta pengembangan struktur bawah bangunan stasiun dan peron.

Adapun untuk tahun 2023, lingkup pekerjaan meliputi pembangunan bangunan utama stasiun, struktur atas peron dan pekerjaan landscape yang  meliputi pekerjaan arsitektur, akses jalan utama, jalur pedestarian dan fasilitas parkir.

“Keseluruhan fasilitas ini telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian c.q. BTP Kelas I Jakarta,” ungkap Zamrides.

Reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg yang dilakukan BPTJ bertujuan untuk mengurai penumpukan penumpang di Stasiun Cibinong, Stasiun Citayam, Stasiun Depok dan mengurai kepadatan lalu lintas di willayah Kecamatan Cilodong, serta Kecamatan Pondok Rajeg. B

 

 

Komentar

Bagikan