Peran Bandara Dan Pariwisata Dongkrak Ekonomi Nasional

Anggota DPD RI Alirman Sori. (Istimewa)
Bagikan

Tuntutan masyarakat akan ketersediaan moda angkutan semakin tinggi, apalagi untuk perjalanan jarak jauh, baik di dalam negeri hingga ke luar negeri. Berbagai tuntutan tersebut harus cepat terpenuhi agar mobilitas masyarakat tetap terjaga.

Kebutuhan akan moda angkutan dan mobilitas yang tinggi berdampak pada percepatan roda perekonomian, tidak hanya bagi daerah setempat, tapi juga untuk negara.

Menurut Alirman, ketersediaan moda angkutan dan fasilitas infrastruktur menjadi yang utama, bahkan seringkali sarana dan prasarana tersebut menjadi andalan daerah dalam menggerakkan roda perekonomian.

Keberadaan bandar udara (bandara) sebagai salah satu fasilitas infrastruktur tidak hanya untuk memberi pelayanan bagi para pengguna jasa angkutan udara semata, melainkan juga menopang sektor usaha lainnya, seperti ritel dan bongkar muat, bahkan kargo domestik maupun internasional yang secara spontan juga akan tumbuh.

“Tuntutan ketersediaan moda angkutan umum pun akan muncul dengan keberadaan bandara, sehingga dengan cepat roda perekonomian pun akan bergerak, bersamaan dengan hadirnya bandara di suatu daerah,” ujar Alirman yang kini tengah menempuh pendidikan Lemhannas PPRA LXII Tahun 2021.

Untuk itu, lanjutnya, perlu ada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam ketersediaan sarana dan prasarana pembangunan, berupa ketersediaan moda angkutan dan fasilitas infrastruktur, seperti bandara, jalan raya, dan pelabuhan.

Sebagai “pintu gerbang” di suatu wilayah, keberadaan bandara sangatlah penting, mengingat kawasan tersebut dapat menumbuhkembangkan ekonomi daerah. Maka dari itu, pemerintah pada tahun 2021 akan menyiapkan 16 bandara strategis nasional, tersebar dari Sumatra hingga Papua.

Bandara yang dibangun di Pulau Sumatra misalnya akan ada Bandara Sibisa Parapat Sumatra Utara dan Bandara Sibisa Sei Bati, Tanjung Balai Karimun. Untuk wilayah Timur di Pulau Papua akan ada Bandara Rendani Manokwari, Bandara Anggi, Bandara Siboru Fak-fak. Selanjutnya Bandara Nabire Baru, Papua, Bandara Illaga, dan Bandara Ewer.

Alirman berharap dengan adanya bandara-bandara baru yang strategis itu turut serta memulihkan kondisi ekonomi pada 2021, yang terpuruk karena pandemi Covid-19. Mengingat tatanan kondisi New Normal sudah diterapkan dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

Sektor pariwisata misalnya, sudah dibuka sejumlah Destinasi Tujuan Wisata (DTW) di Tanah Air dengan standar protokol kesehatan berbasis kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan atau menerapkan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).

Mulai tumbuhnya sektor pariwisata di tengah pandemi membutuhkan moda angkutan dan fasilitas infrastruktur tersebut.

Tidak hanya pemerintah pusat dan daerah, serta pengelola bandara yang harus berbenah ditengah pandemi, tapi semua pemangku kepentingan atas keberadaan bandara juga harus terus bergerak dan berinovasi agar aktivitas bandara tetap berjalan dan bertumbuh.

Pelaku usaha pariwisata sebagai penjaga pintu sector pariwisata harus tetap optimistis, meski terjadi penurunan dalam jumlah kunjungan wisatawan. Mengingat masih ada peluang untuk berkembangnya pariwisata di Tanah Air, dengan pengawalan protokol kesehatan yang ketat.

Meski lokasi-lokasi wisata sebagian besar sudah dibuka, protokol kesehatan tetap harus diperhatikan agar jangan sampai terjadi klister-klaster Covid-19 yang baru dari destinasi wisata yang dibuka. B

Komentar

Bagikan