PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) terus berinovasi dengan mengakselerasi digitalisasi layanan, khususnya dalam hal pemesanan tiket online pada aplikasi dan website based Ferizy.
Melalui Ferizy, ASDP telah menarik perhatian lebih dari 2,38 juta pengguna yang kini aktif menggunakan layanan tersebut.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menyatakan bahwa peningkatan ini merupakan bagian dari komitmen ASDP untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam melakukan perjalanan dengan kapal ferry.
“Kami terus berupaya untuk memperbaiki dan memperbarui layanan kami agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna. Melalui digitalisasi ini, kami ingin memastikan bahwa proses pemesanan tiket menjadi lebih mudah, cepat, dan aman,” ungkapnya.
Shelvy menambahkan, pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2024 lalu, salah satu faktor positif pada arus balik Angkutan Lebaran lalu yang berjalan lancar dan terkendali adalah secara data akumulatif pemudik bertiket yang tiba di Pelabuhan Bakauheni mencapai 98,2%.
Hal ini merupakan bentuk dukungan pengguna jasa dalam mematuhi kebijakan bertiket maksimal H-1 keberangkatan dan tiba di pelabuhan sesuai jadwal tertera di tiket.
Adapun transformasi digital ASDP dimulai pada Agustus 2018 dengan penerapan kartu prabayar pada mesin EDC, diikuti pada Juni 2019 dengan pembelian tiket di loket dan vending machine menggunakan E-KTP reader dan passport reader.
Pada Mei 2020, sistem Ferizy memungkinkan pembelian tiket secara online melalui web dan aplikasi Ferizy atau melalui saluran penjualan Ferizy, dengan lebih dari 120 metode pembayaran tersedia.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, Ferizy mengalami pertumbuhan pengguna yang pesat, dari 438.105 pengguna di tahun pertama hingga 655.951 pengguna pada 2023, menunjukkan peningkatan kepercayaan dan kesadaran masyarakat terhadap pemesanan tiket online.
Dengan adanya Ferizy, penumpang dapat memesan tiket secara mudah dan cepat tanpa harus antre di loket.
Digitalisasi ini bahkan sudah merambah ke wilayah Indonesia Timur pada awal Juli lalu di Pelabuhan Kupang NTT kemudian dilanjutkan dengan lintasan Bira – Pamatata yang menghubungkan Makasar dan Selayar pada Kamis (18/7).
Dengan penerapan ini diharapkan dapat mempermudah mobilisasi masyarakat dan logistik daerah.
Adapun pada Sabtu (3/8), penerapan reservasi tiket online akan dilakukan di Pelabuhan Bastiong dan Rum, sehingga total implementasi digitalisasi tiket tersebut tersebar di 37 pelabuhan.
Ke-37 pelabuhan itu mencakup Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, Ajibata, Ambarita, Jangkar, Sape, Labuan Bajo, Lembar, Padangbai, Jepara, Karimun Jawa, Ujung, Kamal, Kayangan, Pototano, dan Pelabuhan Tanjung Kalian.
Selain itu, Pelabuhan Pagimana, Gorontalo, Galala, Hunimua, Waipirit, Namlea, Batulicin, Tanjung Serdang, Bajoe, Kolaka, Bolok, Larantuka, Kalabahi, Aimere, Waingapu, Bira, Pamatata, Bastiong, dan Pelabuhan Rum.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan apresiasi terhadap capaian kinerja ASDP yang telah berupaya menjadi operator layanan ferry dengan jumlah armada terbesar.
Selain itu, ASDP dinilai telah melakukan peningkatan fasilitas dan pelayanan baik pelabuhan maupun penyeberangan.
Menteri Erick juga meminta ASDP tetap meneruskan inovasi, seperti yang telah dilakukan dalam layanan pembelian tiket ferry berbasis daring, Ferizy.
Erick mengapresiasi layanan Ferizy yang merupakan bentuk transformasi digitalisasi ASDP dalam memberikan kemudahan kepada pengguna jasa penyeberangan untuk melakukan reservasi dan pembelian tiket secara daring. B