Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (jabar) Bey Machmudin mengungkapkan perubahan nama (rebranding) Bus Rapid Transit (BRT) menjadi Metro Jabar Trans (MJT) untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang adanya moda transportasi umum bus terintegrasi di kawasan Bandung Raya.
“Kenapa rebranding BRT menjadi MJT Metro Jabar Trans, karena kita harus mengingatkan masyarakat sudah mempunyai bus yang terintegrasi dan ini juga mengikat kami agar pemprov serius menangani MJT ini,” jelasnya saat Peluncuran Rebranding Bus Rapid Transit Menjadi Metro Jabar Trans di Jalan Diponegoro, Kota Bandung.
Bey menyatakan, peluncuran nama MJT merupakan komitmen dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar untuk sungguh – sungguh dalam menjalankan program transportasi umum yang terintegrasi dan inklusif.
“Jangan hanya asal ada bus, itu tidak betul. Harusnya ada bus juga ada operator dan sistemnya, serta terintegrasi dengan angkot. Organda sudah komitmen akan mendukung, mereka akan menjadi feeder bagi MJT,” tuturnya.
Nanti diatur, lanjutnya, ada pengaturan ulang pergerakan angkutan tidak akan ada yang bersama – sama di satu jalan (dengan MJT).
Jadi, kata Bey, misalnya di situ sudah ada MJT, berarti angkotnya hanya sebagai feeder atau kebalikan dan jalur utamanya bus dan pendukungnya itu oleh angkot.
Selain itu, dia pun meminta seluruh stakeholders yang berkecimpung dalam program MJT dapat menghadirkan halte yang inklusif bagi penyandang disabilitas di Jawa Barat.
“Saya minta haltenya betul – betul dipertimbangkan untuk yang difabel dan jangan sekali dibangun sudah lupa. Banyak sekali cerita kita hanya bisa bikin halte, tapi ketika sudah jadi nggak dipakai. Jadi harus terus berjalan,” ujarnya.
Koridor Metro Jabar Trans (MJT) masih menggunakan yang ada, yakni sebanyak lima koridor yang telah berjalan. B