Travel and Tourism Development Index (TTDI) Indonesia naik peringkat ke-22 dari 119 negara di dunia pada tahun 2024.
Sebelumnya, Indonesia berada di peringkat ke-32 dalam indeks pariwisata global yang dibuat oleh World Economic Forum (WEF).
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Bank Indonesia, dan Bappenas menginsiasi International Quality Tourism Conference (IQTC) untuk pertama kalinya.
“Melalui forum IQTC ini tentu salah satu langkah strategis yang dilaksanakan adalah menyelenggarakan Travel and Tourism Readiness Dialogue,” ujar Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati.
Pada sesi eksklusif meeting yang berkolaborasi World Economics Forum dan juga Kemenko Marves untuk membahas langkah-langkah peningkatan peringkat Indonesia menuju 15 besar dunia.
Salah satu langkahnya adalah membangun pariwisata berkualitas di Indonesia, di luar jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang ditargetkan dengan angka berbeda setiap tahun.
Tahun ini, Kemenparekraf menargetkan 17 juta wisman dan baru terpenuhi 11 juta wisman sampai Agustus 2024.
Konferensi yang disebut akan menetapkan standar kualitas pariwisata di Indonesia ini, akan dihadiri lebih dari 250 orang, berasal dari lintas kementerian, lembaga, pemerintah daerah, akademisi, industri pariwisata, asosiasi pariwisata, dan organisasi internasional.
Menurut Dessy, tantangan mencapai target 15 besar pariwisata dunia, muncul dari kolaborasi lintas sektor yang mesti dilakukan secara optimal.
“Karena memang dalam semua indikator TTDI, peran utamanya bukan Kemenparekraf saja. Ada juga bagian, tugas dan fungsi, dari kementerian serta lembaga lain,” tuturnya.
Pemerintah juga masih harus menyiapkan program dan kegiatan untuk mendukung indikator capaian TTDI ini.
“Tinggal dari poin-poin indikator ini yang kemudian kita sepakati bersama, apalagi sebenarnya pencapaian TTDI ini ada di dalam rantai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029,” jelasnya. B