Konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan dan kepariwisataan berbasis komunitas memiliki peran yang penting dalam upaya membangkitkan perekonomian dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, di masa sulit yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia dan dunia akibat pandemi Covid-19 ini, pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sejatinya perlu direvitalisasi kembali melalui kebijakan strategis para stakeholders.
“Salah satunya melalui konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan dan kepariwisataan berbasis komunitas yang dikemukakan oleh almarhum I Gede Ardhika, mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2001-2004,” ujarnya dalam webinar “Merawat Gagasan Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan dan Kepariwisataan Berbasis Komunitas”, Senin (21/2/2022).
Menurut Sandiaga, pendekatan kepariwisataan berkelanjutan menjadi konsep dan nilai utama pengembangan kepariwisataan Indonesia yang dapat diwujudkan melalui implementasi program sustainable tourism development.
Terkait dengan pengembangan kepariwisataan berbasis komunitas, dia menambahkan, dihadirkan melalui program pengembangan desa wisata yang kini menjadi program unggulan Kemenparekraf.
“Best practices di Indonesia adalah Desa Wisata Nglanggeran yang ditetapkan oleh UNWTO tahun 2021 menjadi Desa Wisata Terbaik di dunia,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Sandiaga, banyak juga desa wisata lain yang turut berpartisipasi dan unggul dalam pengelolaannya, seperti pada platform Indonesia sustainable tourism award, sertifikasi desa wisata berkelanjutan, dan Anugerah Desa Wisata Indonesia yang kini menjadi salah satu program unggulan di Kemenparekraf.
Pada kesempatan itu, Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, pariwisata menjadi sektor yang memperkuat relasi manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan sang pencipta, serta mendorong penghargaan terhadap keberagaman, serta perlindungan warisan alam budaya dan lingkungan.
“Kepariwisataan menjadi instrumen strategis dalam rangka mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Kepariwisataan juga dipandang mampu memberikan keseimbangan dan keselarasan aspek lingkungan sosial budaya dan ekonomi,” katanya.
Ni Wayan Giri menuturkan, pengembangan kepariwisataan juga menjadi bagian yang integral dalam pembangunan nasional dengan diarahkan untuk mewujudkan kapasitas keadilan pemberdayaan dan keberlanjutan dalam membangun masyarakat.
Hal ini tentu sejalan dengan fungsi kepariwisataan dalam pemerataan pembangunan baik secara spasial, menurutnya, yakni menjangkau wilayah terpencil maupun secara sektoral menimbulkan dampak berganda yang cukup luas terhadap sektor-sektor lain.
“Termasuk pada sektor pertanian maupun secara struktural yakni dengan memberikan ruang yang luas kepada semua kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pariwisata,” tutur Ni Wayan Giri. B