Optimalisasi Layanan KAI di Stasiun Manggarai

Stasiun Manggarai, Jakarta. (Istimewa)
Bagikan

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoptimalkan pelayanan kereta api di Stasiun Manggarai, sehingga akan menjadi stasiun perjalanan Kereta Api (KA) Jarak Jauh, Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, maupun KA Bandara.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menyatakan, pelaksanaan Switch Over (SO) ke-5 atau SO5 bertujuan untuk mengoptimalkan layanan KAI Group di Stasiun Manggarai.

“SO 5 menjadi bagian dari pengembangan Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN),” katanya dalam keterangan perusahaan.

Pelaksanaan SO 5 menjadi satu-satunya yang berdampak paling besar, karena turut mengubah Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka), khususnya lintas Bogor dan Bekasi/Cikarang.

Sejalan dengan hal tersebut, Didiek menambahkan, KAI memohon maaf kepada seluruh pelanggan atas perubahan layanan tersebut.

“KAI berharap pengguna KRL dapat menyesuaikan perjalanannya dan dapat segera beradaptasi. Pengguna KRL dapat mengecek info perjalanan dan jadwal KRL secara realtime di aplikasi KRL Access,” ujarnya.

Perubahan pola operasi tersebut dilakukan dengan adanya pelaksanaan SO5 di Stasiun Manggarai oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Saat ini, lanjut Didiek, proses pengerjaan Stasiun Manggarai sudah mencapai 60% dan masih ada beberapa pekerjaan lain sekitar 40%.

Sementara itu, Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan, perubahan pola transit di Stasiun Manggarai bertujuan meningkatkan faktor keselamatan penumpang yang transit di stasiun ini.

“Awalnya, pola transit di Manggarai harus menyeberangi rel dinilai jauh dan berbahaya. Kini, pola transit bersifat vertical, karena penumpang transit dengan naik atau turun menggunakan tangga, lift dan eskalator ke peron yang dituju,” jelasnya.

Saat ini, di Stasiun Manggarai yang kini melayani hingga 200.000 penumpang transit per hari dimungkinkan pengguna jasa commuter line terfokus di jalur 6 dan 7 di bagian bawah.

Kemudian, apabila hendak melakukan transit, maka tinggal naik dan turun ke lantai 3 dengan jalur layang di jalur 10-12.

“Pola transit dengan menyeberangi rel dikhawatirkan bisa membahayakan penumpang. Di sisi lain, diprediksi penumpang KRL akan semakin banyak sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas dan semakin banyak kerja dari kantor atau WFO,” ungkapnya.

Tren penumpang di Stasiun Manggarai hampir menuju 700.000 sampai dengan 1,1 juta penumpang.

Dalam adaptasi ini dipastikan akan ada beberapa proses, ada pro dan kontra soal transit, tapi KAI berharap dengan adanya SO5, maka faktor keselamatan bisa diutamakan. B

Komentar

Bagikan