Menteri BUMN Tetapkan Dirkeu Angkasa Pura Airport Yudi Rizkyardie Darun

Angkasa Pura Airports atau PT Angkasa Pura I (Persero). (dok. istimewa)
Bagikan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menetapkan Yudi Rizkyardie Darun sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko yang baru Angkasa Pura Airport atau PT Angkasa Pura I (Persero).

Pergantian pengurus ini tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia Nomor SK-3/MBU/1/2022 KEP.002/INJOURNEY/01/2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi PT Angkasa Pura I yang ditandatangani Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama AP I Dony Oskaria, Kamis (6/1/2022).

Surat keputusan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/1/2022) itu menyebutkan, pada 6 Januari 2022 telah diputuskan pemberhentian dengan hormat Sdr. Andy Saleh Bratamihardja sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Angkasa Pura I yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-74/MBU/03/2020 tanggal 13 Maret 2020 jo Nomor: SK-208/MBU/06/2021 tanggal 28 Juni 2021.

Yudi Rizkyardie Darun memulai karirnya di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan anak usahanya, PT Mandiri Sekuritas.

Sejak tahun 2017-2018, Yudi mengisi posisi di Investment Banking Associate Director Mandiri Sekuritas.

Kemudian, dia menjabat sebagai Executive Director di perusahaan pelat merah yang sama sejak Januari 2019- Maret 2019.

Yudi juga pernah dipercaya menjabat sebagai Vice President- Deputy Group Head of Corporate Solution Group PT Bank Mandiri.

Lalu, sebagai Vice President-Deputy Group Head of Corporate Banking 3 Group Mining, Oil, & Gas Petrochemical sejak tahun 2019-2020.

Yudi juga pernah menjadi Senior Vice President- Group Head of Specialist Asset Management 1 Group Bank Mandiri sejak tahun 2020-2022.

Sebelumnya, Yudi menggantikan Andy Saleh Bratamihardja sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Angkasa Pura Airport di tengah perseroan menanggung hutang.

Tercatat hutang Angkasa Pura Airport hingga November 2021 mencapai sekitar Rp32,7 triliun.

Nilai itu diperoleh dari pinjaman kreditur dan investor hingga kewajiban perseroan kepada karyawan dan supplier. B

Komentar

Bagikan