Sebanyak lima orang pemuda diamankan dalam operasi balon udara liar di wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa tengah pada Sabtu (29/3/2023).
Penangkapan lima pemuda ini berdasarkan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan Perum LPPNPI/AirNav Indonesia, pihak Kepolisian, Koranmil, dan Satpol PP dalam operasi gabungan untuk mencegah balon udara liar tanpa tambatan mengudara saat tradisi Syawalan 2023/1444 H.
Dari hasil pelaksanaan operasi gabungan balon udara liar beserta petasan ini ditemukan barang bukti berupa balon ukuran besar 12 buah, balon ukuran kecil 15 buah, cerobong dan tunggu asap dua unit dan petasan ukuran besar 4 buah.
Selain itu, petasan ukuran sedang 12 buah, petasan ukuran kecil 51 buah, mercon segitiga 67 buah, alat pembuat mercon 8 buah, bensin, spiritus, dan kowolan untuk menyalakan api.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubud Kemenhub) Maria Kristi Endah Murni sangat menyayangkan masih adanya masyarakat yang menerbangkan balon udara secara liar, apalagi balon tersebut ditambahkan bahan mudah meledak, seperti petasan.
“Padahal edukasi terus dilakukan beriringan dengan pengawasan yang dilakukan para Inspektur Navigasi Penerbangan dan penindakan oleh Inspektur Keamanan Penerbangan,” ujarnya.
Selanjutnya seluruh barang bukti selama kegiatan operasi gabungan telah dikirim ke Mako Polres Pekalongan Kota untuk tindakan lebih lanjut.
“Upaya ini kami laksanakan sebagai bentuk pengawasan dan implementasi peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat,” ungkap Kristi.
Dengan adanya pengamanan kepada lima orang pemuda itu, supaya memberikan efek jera bahwa balon udara yang tidak ditambatkan dapat membahayakan penerbangan, karena dapat berpotensi masuk ke dalam mesin pesawat hingga menutupi bagian pesawat dan menyebabkan kecelakaan.
Tidak hanya keselamatan penerbangan, diketahui balon udara yang terbang secara liar juga dapat tersangkut di rumah warga dan kabel PLN, tentunya juga sangat membahayakan.
“Kami berharap kesadaran bersama semua pihak dan masyarakat untuk selalu menjaga keselamatan penerbangan, sembari kita melestarikan tradisi,” tegasnya. B