Ketua Umum (Ketum) Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang) periode 2022-2027 Oesman Sapta Odang (OSO) melakukan banyak pekerjaan besar yang harus dituntaskan.
“Pekerjaan untuk menyelidikan, menyatukan dan menguatkan rasa dan pareso, sesama Minangkabau. Keberlanjutan menjaga rasa sesama Urang Awak,” katanya saat acara Pengukuhan Pengurus Gebu Minang Periode 2022-2027 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Minggu (18/9/2022).
Menurut OSO, Gebu Minang harus mempertahankan keberlanjutan tradisi Minangkabau, yakni tradisi alam takambang jadi guru, dimanapun kita berada, dari alam kita belajar.
“Tradisi ini harus terus kita jaga dan rawat agar berlanjut ke anak cucu kita,” ujarnya.
OSO menjelaskan bahwa Minangkabau itu sarase, bukan sadarak, karena ikatan orang Minang lebih kuat ke sesama hati, lebih dari sekadar ikatan biologis.
“Itulah yang harus kita pastikan keberlanjutannya bersama Gebu Minang. Hari ini saya ingin menjawab salah satu keberlanjutan itu,” jelas OSO.
Jangan lupa, Ketum Gebu Minang ini menyatakan bahwa Gebu Minang didirikan pada tahun 1989 dan menjadi manifestasi rasa cinta para perantau kepada daerah Minangkabau dengan totalitas.
“Dimulai dengan kontribusi yang ikhlas, Gebu Minang dapat menggerakkan Indonesia. Let’s Make Minangkabau Great,” ungkap pemilik gelar adat Datuk Bandaro Sutan Nan Kayo ini.
Saat ini, OSO menegaskan bahwa saatnya membuat Minangkabau menjadi luar biasa lagi dan dengan hati yang tulis, mari bersama bersatu, berkontribusi untuk Minangkabau dan Indonesia.
Tak lupa OSO mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan, di antaranya Archandra Tahar sebagai Dewan Pakar beserta seluruh jajaran dan Reydonnyzar Moenek, Dewan Pengawas beserta seluruh jajaran.
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para hadirin, yakni Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M. Tito Karnavian, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo dan Sutarmidji, Gubernur Kalimantan Barat.
Hadir pula Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, pimpinan DPD, DPR, dan Kementerian/Lembaga Negara, serta Prof. Emil Salim, Dewan Pituo beserta seluruh jajarannya dan Letjen TNI (Purn) Doni Monardo selaku Dewan Penyantun dan juga Fasli Djalal, Dewan Penasehat beserta seluruh jajaran. B