Korwil Gorontalo Turut Layani Penerbangan Luwuk dan Banggai Laut

Bandara Djalaluddin di Gorontalo. (dok. istimewa)
Bagikan

Koordinator Wilayah (Korwil) Gorontalo kini turut melayani penerbangan dengan rute Luwuk dan juga Banggai Laut menggunakan maskapai Susi Air mulai 10 Maret 2025.

Penerbangan perintis ini menggunakan maskapai Susi Air dengan rute Bandara Djalaluddin Gorontalo ke Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk dengan tiket sekitar Rp392.000.

Harga tiket untuk penerbangan dari Luwuk ke Gorontalo dikenakan tarif sekitar Rp363.000, lalu untuk rute penerbangan dari Luwuk ke Bandara Maulana Prins Mandapar atau Bandara Banggai Laut dengan harga tiket Rp252.000 dan sebaliknya sekitar Rp242.000.

Informasi Instagram @djalaluddin_airport menyebutkan, penerbangan perintis Korwil Gorontalo kni turut melayani penerbangan dengan rute baru ke Luwuk dan Banggai Laut.

Bandara Djalaluddin sebelumnya bernama Bandara Tolotio, yakni bandara yang berada di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo atau sekitar 30 kilometer di sebelah Barat dari pusat Kota Gorontalo.

Bandara ini adalah pintu gerbang alternatif penerbangan ke bagian Utara dan kawasan Timur Indonesia, selain Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado dan juga Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar.

Terminal baru Bandara Djalaludin sekarang dilengkapi dengan 2 unit garbarata, sehingga semakin memudahkan penumpang menaiki pesawat.

Data Wikipedia menjelaskan, selain pembangunan terminal baru, Bandara Djalaludin juga mengembangkan area parkir bandara yang semula hanya seluas 3.902 m2 untuk 150 mobil, sekarang menjadi 46.411 m2 dan mampu menampung 1.820 mobil.

Pada sisi udara juga telah dilakukan pengembangan apron yang berukuran 130 meter x 291 meter, sehingga mampu menampung pesawat jenis Airbus A320, Airbus A320neo, Airbus A330, ATR, Boeing 737 Classic, Next Generation, dan MAX, serta Bombardier Dash 8.

Mengenai Bandara Syukuran Aminuddin Amir, terletak di Desa Bubung, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah atau di sebelah Selatan dari pusat kota.

Bandara itu dulunya bernama Bandara Luwuk dan dibangun tahun 1972, dengan awalnya memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 850 meter x 30 meter dan apron seluas 50 meter x 40 meter.

Kini, runway bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk sepanjang 2.250 meter x 45 meter, dengan apron seluas 315 meter x 85 meter dan taxi way seluas 60 meter x 18 meter, sehingga mampu untuk mendarat pesawat sejenis Boeing 737.

Fasilitas lain di bandara yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 23 Desember 208 ini adalah gedung terminal dengan luas 5.500 m², yang mampu menampung hingga 500 penumpang per hari pada masa sibuk.

Sementara itu, pengoperasian Bandara Maulana Prins Mandapar atau Bandara Banggai Laut adalah dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi di daerah tersebut.

Ketersediaan transportasi udara menjadi sangat penting sebagai penghubung antara Kabupaten Banggai Laut dengan kabupaten/kota lain yang berada di wilayah Sulawesi, yang selama ini hanya bisa terhubung melalui moda transportasi laut.

Tahap awal, dengan panjang landasan pacu (runway) 1.200 meter x 30 meter yang hanya dapat untuk mendarat pesawat jenis Grand Caravan atau ATR72, sedangkan terminal bandara seluas 1.400 m2 untuk mampu menampung hingga 39.000 penumpang per tahun. B

 

 

 

Komentar

Bagikan