Kesiapan operasional dua pelabuhan penyeberangan di Bali, yakni Pelabuhan Penyeberangan Bias Munjul dan Pelabuhan Penyeberangan Sampalan Nusa Penida akan tuntas untuk menyambut wisatawan dan delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubdat Kemenhub) Hendro Sugiatno melakukan peninjauan operasional kedua pelabuhan penyeberangan itu pada Kamis (28/7/2022).
“Saat ini, untuk progres Pelabuhan Penyeberangan Bias Munjul dalam realisasi pembangunannya telah mencapai 84% dan Pelabuhan Sampalan Nusa Penida dalam proses penyelesaian,” ujarnya.
Selanjutnya, Dirjen Hubdat berharap dengan kehadiran pelabuhan dan dermaga yang dibangun dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, serta wisatawan yang menggunakan fasilitas transportasi tersebut.
“Saya juga datang ke Pelabuhan Sampalan dan didampingi Bupati Klungkung. Saya ingin memastikan pembangunan ini berjalan dengan baik. Saya kira pembangunan ini juga bagus dan luar biasa,” jelasnya.
Kunjungan Hendro dengan didampingi oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan sejumlah pejabat, di antaranya Staf Khusus Menhub Bidang SDM dan Kehumasan Adita Irawati, Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (TSDP) Junaidi, Direktur Lalu Lintas Jalan Cucu Mulyana, Direktur Angkutan Jalan Suharto, Direktur Sarana Transportasi Jalan Danto Restyawan, dan Tenaga Ahli Menhub Bidang Komunikasi Media Massa Thontowi.
Dalam kunjungan itu, Dirjen Hubdat juga mengundang sejumlah pakar transportasi untuk dapat memberi masukan mengenai operasional dan kondisi fasilitas yang tersedia di kedua pelabuhan tersebut.
Salah satu masukan yang terima berasal dari pengamat transportasi, Darmaningtyas. “Soal fasilitas toilet, tadi disampaikan bahwa toilet harus ada yang jongkok dan duduk. Untuk layanan publik harus ada toilet jongkok dan duduk, fasilitas disabilitas, serta ruang laktasi.”
Untuk di tempat ramai, Darmaningtyas menambahkan, bisa juga ada tempat bermain anak, tapi karena ini pelabuhan tidak perlu ada fasilitas tersebut, jika ada lebih baik lagi.
Sementara pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyampaikan bahwa perlu ada SPBU Mobile atau tangki karena saat ini sudah tidak boleh pakai jerigen.
“Di lantai atas merupakan daerah komersial, perlu diperhatikan karena di sini pelabuhan, sehingga orang tidak berlama-lama jadi kalau bisa jualannya tidak sama semua,” jelasnya.
Pengamat lainnya yang turut dalam kegiatan tersebut, Azas Tigor Nainggolan dengan pendapatnya pada uji coba seluruh fasilitas yang dibangun setidaknya ada satu kali.
“Ini dimaksudkan agar fungsi keselamatan dan keamanan sudah terjamin dan layanan publik di lokasi itu aman. Saya juga berharap ke depannya lebih diperhatikan lagi terkait masalah pengolahan sampah,” tuturnya.
Menanggapi masukan yang beragam tersebut, Hendro berharap agar seluruh pihak, khususnya masyarakat pengguna sama-sama berusaha menjaga kebersihan pelabuhan tersebut.
“Saya juga minta masyarakat menjaga kebersihannya pelabuhan dan dermaga. Punya fasilitas namun kalau tidak terjaga akan tidak bagus. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” katanya. B