Kemenparekraf Gelar Pelatihan Berbasis Kompetensi Tingkatkan Keahlian Barista di Danau Toba

Pelatihan Barista berbasis kompetensi di kawasan wisata Danau Toba, Sumatra Utara. (dok. kemenparekraf)
Bagikan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) bagi Barista di Danau Toba sebagai bagian dari komitmen pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) parekraf, khususnya pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Martini Mohamad Paham mengatakan, pelatihan yang diselenggarakan pada 20-21 Februari 2024 di Labersa Hotel & Convention Centre Toba ini merupakan hasil identifikasi atas kebutuhan pengembangan kompetensi SDM di Kabupaten Toba.

Kegiatan tersebut dalam mendukung penyelenggaraan event-event internasional di Danau Toba, seperti F1Powerboat (F1H2O).

“Tujuan pelatihan ini untuk mengoptimalkan potensi atau kemampuan para barista di daerah sekitar Danau Toba. Dengan peningkatan kompetensi dalam pengetahuan dan keterampilan diharapkan akan menghasilkan sikap kerja yang sesuai dengan standar internasional, sehingga mereka semakin mampu berkompetisi,” kata Martini.

Barista telah menjadi salah satu profesi yang semakin populer dan banyak peminatnya di Indonesia seiring dengan menjamurnya coffeeshop lokal di berbagai daerah.

Pekerjaan Barista tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan mendalam tentang kopi dan ahli dalam membuat kopi, tetapi harus bisa menyajikan minuman dengan baik, berkualitas dan artistik.

Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif Fahmy Akmal menjelaskan, pelatihan dilakukan dengan menggunakan modul SKKNI Barista dengan pola 20 persen materi dan 80% praktik dengan narasumber/instruktur dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang ahli di bidang kopi dan telah berlisensi BNSP.

Artinya, dia menambahkan, narasumber juga instruktur telah teregistrasi dan terakreditasi secara nasional.

“SDM di bidang ekonomi kreatif dituntut sigap mengambil peluang usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup, sehingga dapat mempercepat pemulihan dan peningkatan produktivitas SDM ekonomi kreatif, melalui upskilling (peningkatan kompetensi), reskilling (penguatan kompetensi), menciptakan peluang kerja dan peluang usaha bagi SDM ekonomi kreatif unggul, kompeten dan berdaya saing,” jelas Fahmy.

Dia menuturkan, 50 peserta PBK yang dinilai kompeten, akan dilanjutkan dengan fasilitasi sertifikasi kompetensi yang difasilitasi oleh Direktorat Standardisasi Kompetensi.

“Melalui pelatihan berbasis kompetensi ini diharapkan para peserta dapat memperoleh manfaat, selain kemampuan teknis dan pengetahuan yang semakin berkembang, juga seni dalam meracik kopi semakin terasah,” ungkap Fahmy. B

Komentar

Bagikan