Kemenparekraf Fokus Kembangkan Desa Wisata dan Kompetensi SDM

Salah satu kawasan desa wisata. (dok. istimewa)
Bagikan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus mengakselerasi beberapa program untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif  (parekraf) melalui desa wisata.

Upaya tersebut, diungkapkan Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya, seiring dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) parekraf.

“Kedepan akan ada revenge tourism, lantaran masyarakat sudah satu tahun setengah lebih banyak tinggal di rumah dan ingin berwisata. Untuk itu selain destinasi, SDM perlu dipersiapkan secara matang untuk menyambut kunjungan wisatawan kembali,” ujarnya saat Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta, Selasa (29/9/2021)

Menurut Wisnu, terlebih sektor parekraf diproyeksikan menjadi tulang punggu penghasil devisa bagi Tanah Air.

“Pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan akan menjadi tumpuan ke depan, khususnya di era adaptasi kebiasaan baru pascapandemi, sehingga dibutuhkan kebijakan yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu. Pengembangan SDM menjadi satu faktor kunci,” katanya.

Kemenparekraf juga akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya dalam pendekatan pembangunan SDM.

“Pandemi Covid-19 ini memaksa kita meningkatkan keterampilan-keterampilan berkaitan dengan akselerasi digitalisasi dan juga adaptasi protokol Kesehatan,” jelasnya.

Wisnu menuturkan, saat ini Kemenparekraf telah menyiapkan uji kompetensi untuk SDM pariwisata. Kesempatan ini diberikan kepada industri pariwisata, yang akan menentukan mana subsektor yang nantinya didahulukan untuk disertifikasi.

Program sertifikasi SDM pariwisata akan dilakukan Kemenparekraf untuk 2.000 orang, yang dibagi untuk tiga lokasi, yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur, Prambanan, dan Yogyakarta, serta Lombok.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu menyatakan, desa wisata dapat menopang perekonomian Indonesia.

Kendati demikian, dia menambahkan, hal tersebut baru bisa dilakukan jika desa wisata menjadi destinasi wisata yang berkembang dan berkelanjutan.

“Salah satu upaya untuk mewujudkan destinasi wisata berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan. Mampu mendorong pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat, dan ajang promosi potensi desa wisata ke wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” tuturnya.

Vinsensius juga menjelaskan, pihaknya melakukan hal lain sebagai komitmen untuk mengembangkan desa wisata, yakni program sertifikasi desa wisata.

Pada 2020, Kemenparekraf telah memberikan sertifikasi desa wisata berkelanjutan kepada 16 desa wisata. Tahun 2021, jumlahnya naik menjadi empat kali lipat. B

 

Komentar

Bagikan