
Anggaran subsidi angkutan massal bus perkotaan atau Buy The Services (BTS) di tahun 2025 tercatat sebesar Rp177,49 miliar.
Angka tersebut mengalami penurunan dari tahun lalu yang sebesar Rp437,89 miliar.
Direktur Angkutan Jalan, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ernita Titis Dewi menuturkan, penurunan anggaran ini seiring dengan dikuranginya anggaran Kemenhub tahun ini.
“Di tahun ini nggak hanya di perhubungan ya, tetapi semua kementerian dikurangi jumlah anggarannya di 2025, sehingga terjadi prioritasasi kegiatan-kegiatan di K/L. Untuk BTS dari Rp437 miliar, menjadi Rp177 miliar,” katanya saat diskusi di Kantor Kemenhub, Jakarta, baru – baru ini.
Sementara itu, jumlah anggaran menurun, dengan terjadinya penurunan juga kota yang mendapatkan subsidi BTS.
Tahun 2024, tercatat hanya delapan kota yang mendapatkan anggaran subsidi BTS.
“Jadi yang tadinya 11 kota menjadi enam kota lama dan dua kota baru. Di mana yang lama 12 koridor dan kota baru ada di Manado, serta Pontianak, masing – masing dua koridor,” ujarnya.
Adapun, kota yang masih jalankan angkutan bus subsidi di antaranya, lembang, Surakarta, Banyumas, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Manado.
Sebelumnya, 11 kota penerima program BTS pada tahun 2024 adalah Medan, Palembang, Bandung, Surakarta, Banyumas, Jogja, Banjarmasin, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar.
“Ini kan kita harus berpikir realistis mana yang harus diprioritaskan yang dibiayai, mana yang komitmen pemerintah yang kegiatannya tinggi, mana yang perlu di support lebih lanjut koridor mana yang perlu dilanjutkan,” tuturnya.
Ernita menambahkan, untuk pembangunan angkutan kota di daerah, Kemenhub senantiasa memberikan pendampingan kepada daerah.
Jadi, lanjutnya, pemerintah tidak lepas tangan saat memberikan subsidi angkutan perkotaan.
“Kami memberikan pendampingan, apakah itu nanti bentuknya UPT, apakah badan usaha, seperti Bandung, Medan. Itu kami melakukan pendampingan, dalam mengambil alihan itu seperti apa, kemudian juga sistem tiketnya seperti apa,” jelasnya. B