Kemenhub Siapkan Langkah Antisipasi Fenomena Badai La Nina

Menyingkirkan pohon tumbang di ruas jalan Kota Malang, Jawa Timur, Senin (25/10/2021). (Istimewa)
Bagikan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan sejumlah langkah antisipasi tingginya curah hujan yang terjadi akibat dampak dari fenomena badai La Nina.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), badai La Nina diprediksi terjadi pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022.

“Kami telah menyusun rencana aksi sebagai langkah antispasi dan penanganan bencana baik di moda transportasi darat, laut, udara, dan kereta api,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam rilis, Jumat (29/10/2021).

Menurutnya, secara umum rencana aksi yang disiapkan di masing-masing moda transportasi antara lain yakni sarana dan prasarana transportasi untuk pelaksanaan evakuasi jika terjadi peristiwa kecelakaan transportasi.

Selain itu, Menhub menambahkan, juga dukungan sarana untuk distribusi obat-obatan dan mobilitas tenaga medis untuk menuju ke lokasi bencana.

“Rencana aksi telah disiapkan mulai dari jangka pendek yaitu kesiapan Standard Operation Procedure (SOP) di masing-masing moda, serta pelatihan dan simulasi implementasi rencana kontijensi bencana,” ujarnya.

Kemenhub juga menyiapkan rencana aksi jangka panjang yaitu pengkajian pembentukan satuan kerja (satker) khusus penanggulangan bencana.

Kajian dilakukan dari berbagai aspek, yaitu mulai dari aspek legal, kelembagaan, pendanaan, mekanisme pelaksanaan, serta kajian terkait kerentanan, risiko, dan dampak perubahan iklim pada infrastruktur transportasi.

Untuk menghadapi pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim, lanjutnya, perlu ada upaya bersama untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim.

“Jadi, konsekuensi dan potensi kerusakan yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi,” jelasnya.

Dengan menerapkan kebijakan yang ketat mengenai perubahan iklim diharapkan pula dapat memperlambat dan menurunkan dan menstabilkan tingkat kandungan Gas Rumah Kaca di atmosfer yang menyebabkan pemanasan global.

Hingga kini, Kemenhub juga terus bersinergi dengan BMKG, dan pemangku kepentingan lainnya seperti BNPB, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pemerintah daerah dan unsur terkait lainnya, dalam menghadapi dan melakukan penanganan bencana.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, pada bulan Desember 2021-Februari 2022 mendatang patut diwaspadai karena curah hujan akan meningkat hingga lebih dari 70%.

Pada Januari 2022, diperdikasi curah hujan akan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia.

Peningkatan curah hujan bulanan yang semakin tinggi, dapat mencapai lebih dari 70%, bahkan ada yang lebih dari 100%.

“Jadi ini perlu kewaspadaan kita semua di sekitar Januari dan Februari,” ungkap Dwikorita. B

 

 

Komentar

Bagikan