Usulan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan agar kapal Pelni membukan pelayana dengan rute Tarakan – Surabaya dan sebaliknya, ternyata masih dibahas di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni (Persero) Nuraini Dessy menyatakan, PT Pelni perlu melakukan konsultasi dengan Kemenhub. Meski surat usulan dari Pemkot Tarakan telah diterima dan dalam tahap pembahasan di Kemenhub.
Dalam hal membuka rute baru, PT Pelni tidak bisa serta merta langsung mengabulkan usulan dari daerah, karena saat ini armada yang dimiliki PT Pelni sangat terbatas.
“Perlu kami sampaikan juga, sekarang armada PT Pelni cukup terbatas. Dengan misalnya menambah pelabuhan singgah, itu otomatis harus ada pelabuhan yang ditinggalkan. Ini yang harus jadi catatan. Sementara saat ini trayek Bukit Siguntang dan Lambelu sudah terbentuk jadwalnya dua mingguan dan setiap minggu singgah ke Tarakan,” ungkapnya.
Nuraini Dessy menuturkan, jika pun nanti menambah pelabuhan singgah lainnya, artinya nanti berpengaruh terharap pelabuhan yang lain biasanya misalnya disinggahi dua kali dalam dua minggu bisa saja berubah disinggahi seminggu sekali.
“Itu juga harus jadi perhatian juga, karena mobilisasi dari masyarakat walaupun kapal dua minggu bolak-balik, penumpang tetap padat. Nah nanti efeknya seperti apa ketika kapal ini kita bawa ke Surabaya. Apapun itu kami menunggu keputusan dari Kemenhub,” paparnya.
Sementara itu, untuk armada, PT Pelni saat ini ada 26 unit kapal Pelni yang beroperasi dan berencana melakukan pengadaan kapal melalui dana PMN.
Total pengadaan untuk PMN di tahun 2024 sebanyak tiga unit dan dananya baru cair di 2024 untuk membayar DP tiga kapal. “Proses pengadaannya bisa dua tahun.”
Mengenai kapal itu bisa digunakan untuk rute baru seperti permintaan Tarakan bisa mengangkut penumpang rute Surabaya, pihaknya belum bisa memastikan.
“Nanti kita lihat ya untuk trayeknya. Kapasitas kapal baru tipe 1.000 penumpang. Target kita dua tahun ke depan sudah ada kapal baru. Operasinya nanti di 2027,” paparnya.
Dia menjelaskan, pengadaan kapal ini dalam rangka mengganti kapal yang dinilai sudah tua saat ini salah satunya KM Umsini.
“Kapal Pelni kami ada yang sudah tua. Di atas 30 tahun itu ada sebanyak 12 kapal. Jadi sistemnya menggantikan kapal yang sudah tua. Mungkin teman-teman sudah tahu kemarin kejadian Umsini yang terbakar di Makassar, kapal ini bisa dibilang paling tua. Efek kebakaran kemarin, mengalami kendala operasional dan ini salah satu target yang memang akan digantikan di 2027. Doakan lancar,” ungkapnya.
Dia menambahkan, PT Pelni sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa pelayaran saat ini mengoperasikan 26 kapal penumpang dan melayani 1.058 ruas dan menyinggahi 71 pelabuhan.
Selain angkutan penumpang, PT Pelni juga melayani 30 trayek Kapal Perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di wilayah 3TP.
“Di mana kapal Perintis menyinggahi 273 pelabuhan dengan total 3.495 ruas. Pelni juga mengoperasikan sebanyak 16 Kapal Rede. Untuk pelayanan bisnis logistik, saat ini Pelni mengoperasikan 11 trayek tol laut serta 1 trayek khusus untuk kapal ternak,” tuturnya. B