Pelaksanaan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut (Tol Laut) memulai tahun anggaran 2023 dengan pelepasan perdana kapal tol laut, yaitu Kapal Motor (KM) Kendhaga Nusantara 7.
KM tersebut pada tahun 2023 melayani trayek T-14 dengan rute pelayaran Tanjung Perak-Larantuka (Tabilota)-Lembata (Lewoleba)-Kalabahi-Tanjung Perak.
Pelepasan perdana ini dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Hendri Ginting dan dihadiri oleh perwakilan dari PT Pelni, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, dan stakeholders terkait lainnya.
“Dengan adanya pelepasan perdana kapal Tol Laut pada awal tahun ini, diharapkan dapat menjadi semangat baru bagi kita semua dalam menyukseskan program Tol Laut,” ujar Capt Hendri di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Pelayaran perdana tahun ini untuk memenuhi kebutuhan Bahan Pokok dan Penting (Bakpokting) ke daerah Terdepan, Terpencil, Tertinggal dan Perbatasan (T3P) sesuai dengan amanat Perpres Nomor 27 Tahun 2021.
Adapun kapal Kendhaga Nusantara 7 ini membawa muatan sebanyak 57 Teus, yang akan melakukan pengiriman muatan sebanyak 21 Teus ke Larantuka, 33 Teus ke Lewoleba dan 3 Teus ke Kalabahi.
“Pelayanan ini diharapkan dapat mengakomodasi pengiriman logistik dari sisi angkutan laut dalam upaya memenuhi kebutuhan Bapokting ke daerah utamanya pada Provinsi Nusa Tenggara Barat,” jelasnya.
Sebagai informasi, rincian Kegiatan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Tol Laut Tahun Anggaran 2023 sebanyak 39 Trayek dengan rincian Penugasan untuk 20 trayek (PT PELNI ada 11 trayek, PT ASDP ada 5 trayek dan PT Djakarta Lloyd ada 4 trayek), serta Pelelangan umum kepada operator swasta ada 19 trayek.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya program Tol Laut pada tahun 2022, khususnya bagi seluruh stakeholder yang telah memanfaatkan kapal-kapal Tol Laut, semoga pelaksanaan Tol Laut pada tahun 2023 dapat berjalan lebih baik lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar-Lembaga Buyung Lalana mentatakan, Tol Laut adalah salah satu upaya pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat di wilayah T3P dan menekan disparitas harga.
“Tol Laut memberi dampak positif besar salah satu contoh di daerah Papua yang merasakan perubahan,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT PELNI, Yossianis Marciano mengatakan untuk pelayaran perdana pada voyage di 2023, muatan KM Kendhaga Nusantara 7 sudah terisi sebanyak 35 TEUs yang sebagian besar memuat bahan pangan, seperti minyak, beras, gula, tepung terigu menuju Larantuka, Lembata/Lewoleba dan Kalabahi.
“Kami sebagai operator berharap kepada seluruh pihak, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah maupun pelaku bisnis untuk memanfaatkan angkutan tol laut,” tuturnya.
Selain itu, terus mendorong dan memanfaatkan muatan balik Tol Laut untuk memasarkan komoditas unggulan daerahnya, sehingga tercipta pemerataan distribusi logistik di Indonesia.
Sebagai informasi bahwa produksi tol laut di tahun 2022 terhitung Januari hingga 31 Desember 2022 tercapai 14.508 TEUs atau 115,86 persen di atas target 12.521 TEUs.
Adapun pelayaran perdana Kapal Tol Laut ke atas kapal Kendhaga Nusantara 7 juga dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, seperti Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan antar Lembaga Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Pelayanan Transportasi Laut dan Kemaritiman Andre Mulpyana. B