Kemenhub Lakukan Transformasi Digital Pelabuhan dengan Sistem Single Submission Pengangkut

Kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi SSm Pengangkut yang Terintegrasi Dengan Aplikasi Inaportnet. (dok. hubla.dephub.go.id)
Bagikan

Dalam rangka mempermudah akses layanan logistik melalui kolaborasi sistem-sistem pemerintah khususnya di pelabuhan, lembaga nasional Single Window telah mengembangkan sistem aplikasi terkolaborasi yang disebut Sistem Single Submission Pengangkut atau SSm Pengangkut.

Sistem ini telah diuji coba di 46 pelabuhan dan seiring dengan terbitnya Surat Edaran nomor SE-DJPL 2 tahun 2024 tentang Penerapan Pelayanan Secara Penuh (Mandatory) Layanan/Single Submision (SSm Pengangkut) Satu Siklus dan Informasi Layanan Manifest Domestik oleh Kementerian perhubungan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi SSm Pengangkut yang Terintegrasi Dengan Aplikasi Inaportnet.

Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) ini menjadi momentum penting dalam upaya bersama mewujudkan efisiensi dan efektivitas layanan di pelabuhan.

Diharapkan kolaborasi antar stakeholder terus berkelanjutan demi mencapai tujuan bersama dalam memajukan sektor perhubungan laut Indonesia.

“Kementerian perhubungan berkomitmen untuk terus mendorong implementasi NLE dapat berjalan dengan baik di lapangan dan berkomitmen untuk bersinergi dengan para pemangku kepentingan di pelabuhan agar pelaksanaan implementasi terus berkelanjutan,” ujarnya.

Bimtek Aplikasi SSm Pengangkut yang Terintegrasi Dengan Aplikasi Inaportnet Gelombang 1 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan para petugas di pelabuhan dan stakeholder terkait dalam
penggunaan aplikasi SSm Pengangkut guna meningkatkan layanan lalu lintas kapal dan barang di pelabuhan.

Capt. Hendri menjelaskan, apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam merapkan Nasional Logistik Ekosistem.

Kolaborasi antarinstansi vertikal terkait, para Kepala Unit Pelaksana Teknis di pelabuhan, serta seluruh tim yang terlibat di lapangan merupakan cerminan komitmen bersama untuk mendukung penerapan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.

“Diharapkan, implementasi aplikasi SSm Pengangkut dapat menjadi langkah konkret dalam meningkatkan efektivitas layanan di pelabuhan,” ujarnya.

Koordinator Pelaksana Stranas PK Febriantoro memberikan pandangannya terkait dengan perkembangan aplikasi SSm Pengangkut.

Dia menyebutkan bahwa digitalisasi dalam pelayanan pelabuhan adalah langkah positif dalam merespons program Stranas PK.

“SSm Pengangkut sebagai salah satu bukti kerja nyata perubahan birokrasi pelayanan di bidang pelabuhan dari yang sebelumnya manual saat ini sudah terdigitalisasi yang mana mendukung wujud nyata dukungan terhadap program Stranas PK,” tuturnya.

Stranas PK mengapresiasi kolaborasi Kementerian Perhubungan dengan kementerian/lembaga terkait dalam upaya memperbaiki pelayanan di Pelabuhan; Stranas PK terbuka untuk berdiskusi atau mendukung bilamana dalam pelaksanaannya menemui kendala atau terdapat hal-hal yang harus dikordinasikan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Imigrasi dan Bea Cukai Rudi Rahmadi mengatakan, meskipun terjadi penurunan biaya logistik di Indonesia, tapi masih menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN.

Kolaborasi antarkementerian/lembaga terkait menjadi kunci dalam mencapai target penurunan biaya logistik hingga 8% pada tahun 2045.

Dalam hal ini, aplikasi SSm Pengangkut diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan.

“Mari bersama-sama lebih kolaboratif guna mewujudkan satu wajah pemerintah, meminimalisasi duplikasi dan repetisi serta peningkatan akurasi data antarkementerian/lembaga, dengan dapat memberikan kemudahan bagi pelaku usaha baik secara waktu maupun biaya,” ungkapnya. B

Komentar

Bagikan