Perkembangan dan kemajuan teknologi telah mempercepat integrasi pada sektor transportasi.
Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, saat menjadi narasumber pada Hub Talks Integrated Mobility for All: Menatap Indonesia Maju dengan Transportasi Cerdas dan Berkelanjutan di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Dia mengatakan, dalam dua tahun ini perkeretaapian berkembang sangat pesat, dengan dibarengi dengan peningkatan teknologi kereta api. Maka dari itu, ini menjadikan proses integrasi kereta api dengan moda angkutan lain lebih cepat.
Menurutnya, harus diakui Indonesia sudah menjadi contoh bagaimana bidang perkeretaapian bisa berkembang masif.
“Dalam dua tahun kita bisa mengoperasikan kereta dengan berbagai teknologi tinggi. Kita sudah punya kereta api tanpa masinis. Maka kami harus siap dengan percepatan integrasi dan konektivitas, seperti bandara yang dibangun dapat dihubungkan dengan kereta api, karena kereta api adalah transportasi utama, ini yang menjadi tantangan kami,” jelas Risal.
Dia menambahkan, selain teknologi, hal yang tidak kalah penting harus dipersiapkan adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kami punya Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Di tengah itu, masuk teknologi terbarukan untuk sarana dan prasarana. Bahwa teknologi sudah masuk, kita harus terima itu. Bagaimana membuatnya berkelanjutan dan berkembang? Kami harus menyiapkan SDM. Jadi saat ini yang kami pikirkan adalah bagaimana integrasi dan konektivitas didukung SDM yang kompeten,” tutur Risal.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 2002 – 2005 Marsekal (Purn) Chappy Hakim yang juga menjadi narasumber Hub Talks menyatakan, integrasi juga dibutuhkan pada sektor transportasi udara.
Sebab, lanjutnya, perhubungan udara menjadi kebutuhan mutlak, melihat banyaknya lokasi di Indonesia yang tidak bisa dijangkau kecuali melalui udara.
“Sektor perhubungan udara menempati sektor yang sangat menentukan. Di sinilah peran Kemenhub, menjadi perintis atau penggerak yang selama 10 tahun telah memperlihatkan kinerja dinamis. Intropeksi dan beberapa langkah restrukturisasi diharapkan dapat memudahkan Indonesia menyongsong kemajuan teknologi, untuk menyongsong integrasi,” kata Chappy.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro menjelaskan, penggunaan teknologi tidak bisa lagi dihindari dan harus terus dikembangkan.
Bersamaan dengan itu, setiap Insan Perhubungan harus siap memberi layanan dan kebijakan yang tepat.
“Kita di masa fajar di mana integrasi mulai diperhatikan dalam kebijakan. Integrasi sudah mulai dirasakan sebagian masyarakat dan ditunggu – tunggu masyarakat lainnya. MTI mendorong integrasi dimulai dari satu perencanaan yang terintegrasi,” tutur Tory. B