KAI Ajak Perusahaan Kolaborasi dengan Branding di Stasiun dan Kereta

Branding pihak swasta di fasilitas milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). (dok. kai.id)
Bagikan

PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuka peluang kerja sama branding di stasiun dan kereta.

Selain itu, KAI juga membuka kesempatan bagi perusahaan – perusahaan untuk bekerja sama dalam program Branding di stasiun, kereta dan hak penamaan (naming rights) seluruh wilayah KAI Group Jawa dan Sumatra.

“Nilai historis KAI yang sangat erat dengan mobilitas masyarakat sejak dulu, penawaran naming rights ini tentu sangat menguntungkan calon mitra KAI,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Dari periode 1 Januari hingga 30 September 2024, KAI Group berhasil melayani sebanyak 338.147.389 penumpang yang terdiri dari 38.667.118 penumpang dikelola langsung oleh KAI.

Ada 275.768.006 penumpang KAI Commuter, 4.178.617 penumpang KAI Bandara, 14.653.832 penumpang LRT Jabodebek, 108.836 penumpang KAI Wisata dan 4.770.980 penumpang Whoosh.

“Tentunya ini menjadi peluang besar bagi mitra bisnis untuk meningkatkan eksposur brand di hadapan publik yang luas,” ungkapnya.

KAI memiliki total 569 Stasiun yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra dengan rata – rata 320 perjalanan KA JJ dan KA Lokal yang dikelola KAI, 14 perjalanan KA Lokal yang dikelola KAI Commuter dan 42 perjalanan KA Bandara.

“KAI Group melalui KAI Commuter Line saat ini juga melayani rata – rata 1.049 perjalanan commuter line per hari yang di antaranya ada penumpang naik turun di stasiun integrasi di wilayah Jabodetabek seperti Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Bekasi, Stasiun Cikarang, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, Stasiun BNI City dan Stasiun Rangkasbitung,” jelas Anne.

Dia menambahkan, selain stasiun KA JJ dan commuter line yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek, ada juga stasiun integrasi lainnya, seperti Stasiun Solo Balapan, Purwosari, Yogyakarta yang mengintegrasikan KA JJ, Commuter Line, KA Bandara, dan KA Lokal.

Selain itu, ada juga Stasiun Surabaya Pasar Turi, Surabaya Gubeng, Malang yang mengintegrasikan KA JJ dan commuter line.

Di Stasiun Bandung dan Stasiun Cimahi ada juga integrasi KA JJ dengan KA Lokal, serta Feeder Whoosh. “Kemudian Stasiun Halim juga mengintegrasikan LRT Jabodebek dan Whoosh,” ungkap Anne.

Stasiun – stasiun tersebut saat ini juga semakin terhubung dengan moda darat maupun laut sebagai upaya KAI mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs).

“Integrasi ini tidak hanya memperkuat konektivitas antarwilayah, tetapi juga mendorong mobilitas yang ramah lingkungan dan inklusif. Dengan akses ke transportasi umum yang lebih mudah dan efisien, hal ini menjadi wujud KAI dalam menjaga lingkungan dan mendukung kesejahteraan sosial ekonomi di berbagai daerah,” ujarnya.

Saat ini, KAI memiliki 569 stasiun dengan rincian per Daerah Operasi/Divisi Regional, yaitu:

– Daop 1 Jakarta 111 Stasiun.

– Daop 2 Bandung 54 Stasiun.

– Daop 3 Cirebon 30 Stasiun.

– Daop 4 Semarang 44 Stasiun.

– Daop 5 Purwokerto 41 Stasiun.

– Daop 6 Yogyakarta 34 Stasiun.

– Daop 7 Madiun 34 Stasiun.

– Daop 8 Surabaya 52 Stasiun.

– Daop 9 Jember 33 Stasiun + 1 Stasiun Non Operasi.

– Divre I Medan 44 Stasiun.

– Divre II Padang 12 Stasiun.

– Divre III Palembang 32 Stasiun.

– Divre IV Tanjungkarang 47 Stasiun.

Anne menyatakan, melalui mekanisme kerja sama ini nama brand milik mitra akan disandingkan dengan nama stasiun KAI.

Saat ini, KAI telah berkontrak dengan berbagai perusahaan untuk naming rights/hak penamaan di empat stasiun, seperti Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Stasiun BNI City, Stasiun LRT Jabodebek Pancoran Bank BJB, dan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas BNI.

Selain keuntungan tersebut, nantinya nama brand milik mitra juga akan diterapkan dalam berbagai penyebutan baik audio maupun visual di berbagai media, seperti signage, wayfinding, peta jalur, announcement, dan berbagai publikasi lainnya terkait stasiun tersebut.

Diharapkan dengan program ini, KAI dengan calon mitra dapat menjalin kerja sama yang produktif dan berkelanjutan, sehingga dapat menarik baik dari sisi reputasi maupun keberlanjutan bisnis antarperusahaan.

“Penawaran hak penamaan stasiun adalah inovasi KAI untuk mengoptimalkan aset perusahaan. KAI terbuka untuk berbagai kerja sama dalam pemanfaatan asset dan berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan KAI secara keseluruhan dari berbagai aspek,” tutur Anne. B

 

Komentar

Bagikan