Kabandara Sultan Muhammad Kaharuddin III Tri Pono Basuki Wijayanto Miliki Semangat Pengabdian yang Tinggi

Kabandara Sultan Muhammad Kaharuddin III Tri Pono Basuki Wijayanto. (dok. istimewa)
Bagikan

Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dijalani Tri Pono dengan semangat pengabdian yang tinggi, karena tidak hanya kadangkala harus berjauhan dengan keluarga, tapi juga harus beradaptasi dengan sekitarnya

Bahkan, perjalanan karirnya harus melalui empat wilayah provinsi, yakni dimulai dari Provinsi Lampung, kemudian Sumatra Selatan dan Provinsi Jambi. “Sekarang saya ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk memimpin pengelolaan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III,” katanya.

Menurut bapak dua anak putra dan putri ini, mengabdi di semua bandara yang ada di empat provinsi ini adalah pengalaman yang berharga, apalagi di wilayah-wilayah tersebut memiliki karakteristik tersendiri, baik masyarakat dan alamnya.

Masing-masing provinsi memiliki keunggulan tersendiri yang bisa meningkatkan lalu lintas transportasi udara, yang melalui bandara, seperti Provinsi Jambi dengan potensi penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia, selain unggul dalam pertambangan batu bara dan emas.

Demikian juga Provinsi Sumatra Selatan dengan unggul di potensi gas alam, batu bara dan minyak bumi, serta masih ditambah dengan potensi destinasi wisata yang indah. Juga Provinsi Lampung dengan potensi tanaman pangan dan perkebunan, seperti padi, singkong, kopi dan lada.

“Nusa Tenggara Barat paling dinikmati, apalagi ada kesan pertama yang mendalam saat pindah, karena menjadi sebuah motivasi untuk bekerja lebih baik lagi,” jelas pria kelahiran tahun 1986 ini.

Bagi anak ketiga ini, berpindah-pindah tugas bukanlah menjadi masalah, karena kesukaannya adalah terus mencari inovasi dan inspirasi, yang di antaranya diperoleh dengan bertugas di beberapa bandara. Apalagi keberadaan bandara, menurut Tri Pono, sangat penting dalam tumbuh dan berkembangnya perekonomian daerah setempat. B

Komentar

Bagikan