Kabandara Liwur Bunga Larat Supriyono Sudah 27 Tahun Mengabdi

Kabandara Liwur Bunga di Pulau Larat, Maluku Tenggara Barat Supriyono. (dok. pribadi)
Bagikan

Bukanlah waktu yang singkat untuk pengabdian kepada negara dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 27 tahun. Apalagi anak sulung dari lima bersaudara ini pernah mengabdi jauh dari tanah kelahirannya selama 25 tahun, yakni di Bandara Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Alumni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) ini lahir di Kediri, 21 April 1971, sehingga dengan saat ini bekerja sebagai Kabandara Liwur Bunga di Pulau Larat yang ada di perbatasan dengan negara Australia, maka jauh ribuan kilometer dari daerah asalnya.

Bagi kabandara yang sudah dua tahun berada di Larat, Maluku Tenggara Barat ini, mengabdikan diri kepada negara dengan bekerja jauh dari keluarga adalah hal yang biasa, apalagi jika masih di wilayah Indonesia.

Pulau Larat, sebagai lokasi bandara dapat ditempuh melalui penerbangan perintis dari dan ke Saumlaki, Ibu Kota Maluku Tenggara Barat, demikian juga dari Tual ke Pulau Larat menggunakan penerbangan perintis.

Khusus penyeberangan dari Saumlaki, terdapat dua perahu motor yang berkapasitas 20 penumpang dan 50 penumpang.

Waktu yang harus ditempuh antara Saumlaki-Larat jika menggunakan kendaraan mobil sekitar empat jam perjalanan, sedangkan dari Pulau Larat ke Tual dapat dilakukan dengan naik kapal, tapi tergantung juga dengan cuaca di pesisir laut Pulau Yamdena, yang merupakan wilayah laut terbuka.

Pulau Larat merupakan pulau terluar Indonesia, yang terletak di Laut Aru dan berbatasan dengan negara Australia. Pulau ini merupakan bagian dari

Komentar

Bagikan