Jumlah Pesawat Komersial di Asia Tenggara Bakal Mencapai 4.000 Unit pada Tahun 2042

Pesawat Boeing 777X jenis terbaru. (dok. wikipedia.org)
Bagikan

Boeing memprediksi jumlah pesawat komersial di Asia Tenggara akan bertambah hampir empat kali lipat hingga mencapai lebih dari 4.000 jet pada 2042.

Hal ini membuat Asia Tenggara menjadi salah satu yang terdepan di dunia dalam hal lalu lintas udara dan pertumbuhan armada.

Proyeksi ini dimuat dalam Prospek Pasar Komersial Boeing 2023 (Commercial Market Outlook/CMO), yang merupakan prediksi jangka panjang tahunan perusahaan mengenai kebutuhan pesawat komersial dan layanan.

Dalam proyeksinya, Boeing menyebut selama 2023-2042 pengiriman pesawat terbang komersial ke Asia Tenggara sebanyak 4.225 unit.

Rinciannya, 3.390 unit pesawat berlorong tunggal, 770 unit pesawat berbadan lebar, 45 unit pesawat jet regional, dan 20 unit pesawat kargo.

Direktur Pelaksana Boeing Commercial Marketing untuk Asia Pasifik Dave Schulte mengatakan, Asia Tenggara akan menjadi pasar pesawat berlorong tunggal yang paling cepat tumbuh di dunia sepanjang periode perkiraan 20 tahun ke depan.

Hal ini seiring maskapai penerbangan bertarif rendah (Low Cost Carrier/LCC) yang kini menjadi model bisnis dominan dan terus melebarkan jaringannya di seluruh wilayah.

“Dengan dibukanya kembali pasar Asia Tenggara, lalu lintas udara akan tumbuh secara substansial,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Meluasnya keterhubungan, pariwisata, dan tarif rendah akan terus merangsang perjalanan baru beserta peningkatannya, khususnya di kalangan masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh di seluruh wilayah ini.

“Peran maskapai LCC akan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan perjalanan udara tersebut,” katanya.

Dia menyebutkan, maskapai LCC di Asia Tenggara akan menambah lebih dari 2.000 pesawat jet berlorong tunggal baru hingga 20 tahun ke dapan.

Jumlah tersebut meliputi hampir dua pertiga dari keseluruhan pengiriman pesawat berlorong tunggal untuk kawasan ini yang diproyeksikan sebanyak 3.390 unit.

Jadi, maskapai LCC akan mengangkut 56 persen dari lalu lintas penumpang pada 2042, dibandingkan dengan 22% pada tahun 2012.

Selain itu, CMO 2023 untuk Asia Tenggara juga mencakup memproyeksikan pada tahun 2042 sebanyak 83% pengiriman ke kawasan ini akan mendukung pertumbuhan armada.

Sementara itu, sekitar 17% pengiriman adalah untuk menggantikan pesawat-pesawat lama dengan model yang efisiensi bahan bakarnya lebih baik.

Kemudian, armada pesawat berbadan lebar diprediksi akqn naik tiga kali lipat, dengan permintaan mencapai hampir 800 pesawat, termasuk pesawat jet penumpang, seperti Boeing 787 Dreamliner, 777X dan jenis pesawat kargo.

Pertumbuhan armada akan mendorong permintaan senilai US$310 miliar dalam layanan penerbangan, termasuk perawatan, perbaikan, pelatihan, dan suku cadang. B

Komentar

Bagikan