Keberhasilan atau kesuksesan pengoperasian LRT Jabodebek ditentukan tersedianya angkutan penghubung (feeder) dari sejumlah kawasan perumahan dan pemukiman yang terhubung dengan stasiun.
Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial wajib ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek. Selain itu, juga ada jaminan keselamatan bagi pengguna.
Tidak hanya merasakan kelancaran dan kenyaman perjalanan LRT Jabodebek, tapi jika terjadi musibah kecelakaan juga harus diperhitungkan dengan cermat.
Jaminan keselamatan bagi pengguna LRT Jabodetabek perlu diberikan, mengingat pernah terjadi kecelakaan saat tahapan uji coba beberapa waktu lalu.
Juga ketika LRT Sumatra Selatan dioperasikan tahun 2018, terjadi kerusakan mesin menyebabkan penumpang panik.
Pasalnya, posisi jaringan melayang, maka jaminan keselamatan pengguna LRT Jabodebek harus diperhatikan dan pengguna mendapatkan informasi yang lengkap bagaimana cara antisipasinya.
Informasi itu dapat disediakan dalam bentuk tayangan video maupun tulisan, baik di ruang stasiun maupun di dalam kereta.
Mengutip Studi Standarisasi Fasilitas Integrasi dalam Proses/Kegiatan Perpindahan Moda pada Simpul Transportasi (2022), aspek keselamatan dalam integrasi moda, meliputi keselamatan lalu lintas dan keselamatan umum.
Keselamatan lalu lintas, berupa jalur pejalan kaki, penataan jalur pejalan kaki yang lebar, nyaman, dan inklusif dengan lebar minimal 1,5 meter.
Jalur penyeberangan, berupa zebra cross (pelican crossing), jembatan penyeberangan orang (JPO), atau underpass.
Pagar pengaman, pada jalur pejalan kaki bersebelahan dengan jalur kendaraan dengan tinggi minimum 0,9 meter.
Perkerasan jalur pejalan kaki, perkerasan dengan ubin/beton/aspal/paving block yang tidak licin. Rambu keselamatan, pada jalur penyeberangan kedua sisi jalan (dengan alat pemberi isyarat dan control rambu pada pelican crossing. Marka jalan, berupa jalur penyeberangan (zebra cross).
Sementara itu, keselamatan umum, berupa proteksi kebakaran, penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang terpisah dari bangunan utama.
Lampu penerangan, sepanjang rute peroindahan moda. Pos pemeriksaan, disediakan di titik tertentu dan tersedia petugas Kesehatan dan alat kesehatan.
LRT Jabodetabak tahap pertama sepanjang 44,43 km akan segera beroperasi. 12 Juli 2023 dibuka untuk umum terbatas sebagai uji coba operasional terbatas dengan membayar Rp1.
Rencana, tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 pada 17 Agustus 2023 akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Jalur ini dilayani oleh 18 stasiun (Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Setiabudi, Stasiun Rasuna Said, Stasiun Kuningan, Stasiun Pancoran, Stasiun Cikoko, Stasiun Ciliwung, Stasiun Cawang, Stasiun TMII, Stasiun Kampung Rambutan, Stasiun Ciracas, dan Stasiun Harjamukti.
Selain itu, Stasiun Halim, Stasiun Jatibening Baru, Stasiun Cikunir 1, Stasiun Cikunir 2, Stasiun Bekasi Barat dan Stasiun Jatimulya).
Lintas LRT Jabodebek tahap pertama ini terbagi dalam tiga segmen, yakni Cawang-Cibubur (headway enam menit), Cawang-Dukuh Atas (headway tiga menit) dan Cawang-Bekasi Timur (headway enam menit).
Sementara, jalur LRT Jabodebek tahap kedua sepanjang 39 km terbagi tiga segmen.
Ketiga segmen itu adalah Dukuh Atas-Senayan, Cibubur-Bogor dan Palmerah-Grogol dengan delapan stasiun yang akan dibangun.
Lokasi ke delapan stasiun itu adalah Stasiun Palmerah, Stasiun Tomang, Stasiun Gelora Bung Karno, Stasiun Cobinong, Stasiun Sentul, Stasiun Sentul City dan Stasiun Bogor Raya.
Kawasan Stasiun LRT Jabodebek memiliki potensi implementasi integrasi antar moda dan telah teridentifikasi moda lanjutan dalam mendukung LRT Jabodebek.
Fasilitas integrasinya pada kawasan itu harus terdefinisi dengan baik, yakni prinsip mendekatkan manusia dengan angkutan umum.
Sarana kereta diproduksi PT Inka di Madiun sebanyak 31 trainset (27 trainset siap operasi dan empat trainset cadangan).
Kapasitas kereta dalam kondisi normal 740 penumpang (konfigurasi 174 duduk dan 566 berdiri) dan kondisi padat dapat diisi 1.308 penumpang.
Lebar badan kereta maksimum 2.650 mm, tinggi atap kereta maksimum 3.600 mm dan lebar rel 1.435 mm. Kecepatan maksimal 80 km/jam.
Sistem persinyalan moving block CBTC. Driverless operation dengan Grade of Automation (GoA 3).
Selain itu, disediakan fasilitas integrasi moda, berupa fasilitas jalur pejalan kaki, fasilitas jalur sepeda, fasilitas parkir (park and ride), dan fasilitas perpindahan moda bagi penyandang disabilitas.
Sejumlah integrasi fisik yang telah disetujui BPJT, antara lain fasilitas integrasi pada stasiun integrasi LRT-HSR di Halim (PT KCIC), skybridge/JPO Revo-Stasiun Bekasi Barat LRT Jabodebek (PT Kilap Propertindo), akses skybridge/JPO dari Gedung MTH 27 Office Suite PT Adhi Commuter Properti ke Stasiun Ciliwung LRT Jabodebek, dan akses skybridge/JPO dari Gedung Apartemen/Parkir PR Kresna Inti Utama ke Stasiun Bekasi Barat LRT Jabodebek.
Ada juga fasilitas integrasi skybridge/JPO dari Stasiun Cikunir 1 LRT Jabodebek (PT Urban Suite), fasilitas integrasi JPM dari Stasiun Dukuh Atas LRT Jabodebek-Stasiun Sudirman KCI, fasilitas pendukung integrasi moda antarmoda Stasiun Cikunir 1 LRT Jabodebek (Walikota Bekasi), TOD Jatimulya LRT Jabodebek, TOD TMII, dan TOD Bekasi Barat.
Angkutan Penghubung
Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan (first mile), selama perjalanan, dan paska perjalanan (last mile).
Mendasari Studi Potensi Jaringan Angkutan Umum dan Integrasi Moda Kawasan di Sekitar Koridor LRT Jabodebek (2020) yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, potensi kawasan permukiman dan komersial sekitar Stasiun LRT Jabodebek dengan radius kurang dari 5 km ada 310 kawasan permukiman dan komersial.
Di lintas Cawang-Harjamukti (14,89 km) terdiri emat stasiun. Stasiun Harjamukti 38 pemukiman dan komersial, Stasiun Ciracas 20 kawasan permukiman dan industri, Stasiun Kampung Rambutan 18 kawasan permukiman dan komeresial, Stasiun TMII 11 kawasan permukiman, dan komersial,
Pada lintas Cawang-Jatimulya (11,05 km) terdiri tujuh stasiun. Stasiun Ciliwung 14 kawasan permukiman dan komersial, Stasiun Cikoko 14 kawasan permukiman dan komersial, Stasiun Pancoran enam kawasan permukiman dan komersial.
Selain itu, Stasiun Kuningan enam kawasan pemukiman dan komersial, Stasiun Rasuna Said 14 kawasan permukiman dan komersial, Stasiun Setiabudi 15 kawasan permukiman dan komersial, serta Stasiun Dukuh Atas 13 kawasan permukiman dan komersial.
Lintas Cawang-Dukuh Atas (18,49 km) terdiri tujuh stasiun. Stasiun Cawang 15 kawasan permukiman dan komersial, Stasiun Halim 10 kawasan permukiman dan Pendidikan, Stasiun Jaibeting 19 kawasan permukiman dan komerial, dan Stasiun LRT Cikunuir 1 sebanyak 39 kawasan permukiman dan komersial.
Stasiun Cikunir 2 19 kawasan permukiman dan komersial, Stasiun Bekasi Barat 16 kawasan perumahan dan komersial, dan Stasiun Jatimulya 23 kawasan perumahan dan komersial.
Angkutan umum yang melayani saat ini sekitar 203 trayek yang tersebar 11 trayek di Stasiun Harjamukti, 5 trayek di Stasiun Ciracas, 25 trayek di Stasiun Kampung Rambutan, 15 trayek di Stasiun TMII, 18 trayek di Stasiun Cawang, 10 trayek Stasiun Ciliwung, sembilan trayek Stasiun Cikoko, dan 12 di Stasiun Pancoran.
Ada sembilan di Stasiun Kuningan, sembilan di Stasiun Rasuna Said, sembilan di Stasiun Setiabudi, 8 di Stasiun Dukuh Atas, 19 trayek di Stasiun Halim, enam trayek di Stasiun Jatibening, lima trayek di Stasiun Cikunir 1, sebanyak empat trayek di Stasiun Cikunir 2, sebanyak 15 trayek di Stasiun Bekasi Baru, dan 14 trayek di Stasiun Jatimulya.
Banyak moda transportasi yang dipakai untuk menuju stasiun stasiun pemberangkatan LRT Jabodetabek. Kendaraan pribadi (baik bermotor atau tidak bermotor) yang paling mudah dipakai, tapi kurang dikehendaki.
Angkutan umum yang paling dikehendaki, lantaran akan mengurangi kepadatan kendaraan diparkir di stasiun. Rata-rata luas lahan parkir di stasiun LRT Jabodebek tidak seluas lahan parkir stasiun KRL Jabodetebak.
Kesiapan pemda di Bodetabek diperlukan untuk menyediakan sejumlah rute menuju stasiun terdekat. Sementara itu, sejumlah stasiun yang berada di wilayah Kota Jakarta sudah terhubungan dengan jaringan transportasi umum yang sudah beroperasi terlebih dahulu.
Idealnya semua kawasan perumahan yang berada dalam kawasan Bodetabek memiliki jaringan layanan angkutan umum menuju stasiun LRT Jabodebek terdekat. Supaya dapat meringankan biaya transportasi, maka diperlukan tarif terintegrasi moda transportasi.
Jika dirasakan pemda Bodebek tidak bisa menyiapkan angkutan penghubung yang layak, maka Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bisa meminta bantuan PT Transjakarta atau PO Bus swasta untuk memgoperasikan bus dari sejumlah kawasan perumahan di Bodebek menuju stasiun LRT Jabodebek terdekat.
(Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat)