
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) memprediksi puncak arus balik libur Idulfitri 1446 Hijriah di 37 bandara penerbangan di Indonesia terjadi pada 6 – 7 April 2025.
“Nanti setelah Lebaran diproyeksikan sekitar tanggal 7 April 2025 sebagai puncak arus balik di bandara penerbangan,” jelas Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi di Tangerang.
Menurutnya, pada Jumat (28/3) sebagai puncak arus mudik Lebaran contohnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten secara kumulatif mencapai sekitar 148.000 orang.
Jumlah penumpang yang melintas rata – rata per harinya sejak 21 – 28 Maret 2025 tercatat sebanyak 155.000 orang.
“Pada 28 Maret itu khusus puncak arus mudik sebelum periode perayaan Lebaran,” ungkapnya.
Fahmi menjelaskan, pada periode masa angkutan mudik Lebaran ini seluruhnya telah berjalan baik dan aman.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, lanjutnya, seluruh layanan di Terminal, baik Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3 dibuka untuk melayani angkutan mudik tersebut.
“Kita lihat kondisi sekarang ini kelihatan sudah rapih, tidak ada peningkatan, padahal kalau kita bandingkan dengan tahun sebelumnya ini sudah meningkat sebesar 4,9%, bahkan kalau kita bandingkan periode sebelum Covid-19 itu naiknya 9%. Dulu dengan angka segitu sangat padat sekali,” tuturnya.
Menurut Fahmi, perubahan tata kelola ini terjadi karena ada peningkatan manajemen lebih baik seperti beberapa layanan maskapai di pindahkan secara merata ke Terminal lain untuk mengurai penumpukan penumpang selama arus mudik Lebaran tersebut.
“Dulu maskapai Citilink ada di Terminal 3, sekarang dipindah ke 1B. Dulu pemberangkatan jamaah umrah di Terminal 3 sekarang di 2F. Jadi manajemen bisa berjalan baik,” ujarnya.
Dalam hal ini, PT Angkasa Pura Indonesia juga memastikan kesiapan fasilitas layanan di 37 bandara dalam menghadapi arus balik angkutan Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah sejak 2 April 2025.
“Setelah arus mudik yang berjalan lancar, kini InJourney Airports memasuki periode arus balik. Kami memastikan kesiapan di setiap titik layanan baik di area keberangkatan maupun kedatangan agar seluruh proses di bandara berjalan baik,” tuturnya.
Bentuk kesiapan layanan arus balik Lebaran itu diantaranya seperti pada area penumpang pesawat, titik layanan yang menjadi fokus antara lain kelancaran akses kendaraan menuju terminal untuk mengantar penumpang.
“Lalu lintas kendaraan di dalam bandara termasuk akses menuju terminal sangat penting. Kami telah melakukan peningkatan fasilitas di sejumlah bandara untuk ini,” katanya.
Fahmi mencontohkan, seperti di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang sudah dilakukan penambahan menuju lajur jalan dan penambahan akses gedung parkir, lalu penataan ulang infrastruktur gerbang tol dan pelebaran akses jalan di jalur gerbang tol untuk keluar masuk bandara.
Dia menuturkan, fokus lainnya pada area pemberangkatan adalah memastikan kelancaran proses check in.
Seluruh infrastruktur dan fasilitas bandara untuk mendukung check in dipastikan siap, antara lain sistem informasi, mesin self check in dan mesin self bagasi drop.
Kemudian, pada area kedatangan, InJourney Airports bersama pemangku kepentingan lainnya, seperti maskapai merencanakan alur kedatangan yang baik, mulai dari lokasi penempatan pesawat hingga penumpang meninggalkan bandara untuk menuju tempat tinggal.
Perencanaan lokasi penempatan pesawat sangat penting untuk mendukung penanganan bagasi penumpang pesawat.
“Penanganan bagasi menjadi titik penting pada arus balik. InJourney Airports sebagai operator bandara terus berkoordinasi dengan maskapai dan pihak ground handling untuk memastikan bagasi harus sesuai standar pelayanan,” ujarnya.
Sesuai dengan standar itu termasuk standar waktu pengantaran dari pesawat hingga ke baggage claim area di terminal untuk bagasi itu diambil penumpang pesawat. B