
Perkembangan situasi kebencanaan pada pekan ketiga, dua peristiwa signifikan tercatat pada Kamis (13/2/2025).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari melaporkan, bencana hidrometeorologi yang menerjang, yaitu banjir di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan dan angin kencang di Lumajang, Jawa Timur.
Sejumlah pemantauan dan pemutakhiran informasi kejadian dan penanganan bencana di tanah air, yakni sebagai berikut:
“Banjir yang melanda Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), berdampak pada 66 desa di 14 kecamatan,” katanya dalam keterangan yang diterima BANDARA hari ini, Jumat (14/2).
Bencana yang terjadi pada Selasa (11/2), pukul 12.00 waktu setempat atau Wita menyebabkan 1 orang hilang.
Hingga Rabu (12/2) petugas gabungan masih melakukan pencarian dan upaya evakuasi warga yang masih terdampak banjir masih berlangsung. Pantauan pada Kamis kemarin, ketinggian genangan mulai surut di beberapa titik.
Sebanyak 178.083 warga terdampak, sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros masih melakukan pendataan di lokasi banjir.
Masih di Provinsi Sulsel, banjir Kota Makassar masih berlangsung hingga Kamis (13/2) dengan ketinggian berbeda yaitu 30 cm hingga 300 cm.
Kejadian ini melanda 10 kelurahan di 4 kecamatan. Banjir tersebut mengakibatkan adanya pengungsian 1.052 Kepala Keluarga (KK) atau 3.903 jiwa. Mereka tersebar di 43 titik pos pengungsian.
Tanah longsor di Soppeng, Sulsel, telah ditangani BPBD setempat. Informasi terkini petugas gabungan telah melakukan pembersihan di titik yang tertimbun longsoran.
Pada Kamis (13/2), akses jalan sudah dapat dilalui kendaraan bermotor. Kejadian ini terjadi pada Senin (10/2) di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo. Data terakhir menyebutkan rumah rusak berat 7 unit.
Penanganan bencana angin kencang di Kabupaten Takalar, Sulsel, masih berlangsung hingga kemarin.
Bencana yang terjadi pada Minggu (9/2) mengakibatkan rumah rusak berat 1 unit dan rusak sedang 11.
Masih pada bencana angin kencang di Sulsel, sebanyak 26 unit rumah rusak sedang di Desa Parenreng, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkajene.
Kondisi terakhir, warga mulai melakukan perbaikan rumah. Tidak ada korban jiwa pada dua peristiwa angin kencang tersebut.
Sementara itu, angin kencang terjadi di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Kejadian ini terjadi pada Rabu (12/2), pukul 14.00 WIB.
Petugas segera membersihkan pohon-pohon tumbang sehingga akses jalan sudah berjalan normal. Angin kencang yang berlangsung saat hujan lebat dirasakan warga lima desa di empat kecamatan.
Data kerusakan tercatat 1 orang luka ringan, sedangkan kerugian material di antaranya rumah rusak ringan 19 unit, ruko 1 unit dan jaringan listrik rusak akibat pohon tumbang.
Berikutnya banjir di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara, masih menggenangi sejumlah titik hingga Kamis (13/2).
Sebelumnya diinformasikan sebanyak lima desa di satu kecamatan terdampak, dengan kerugian material rumah rusak berat 3 unit dan rusak ringan 15 unit.
Pada kejadian banjir di Provinsi Kalimantan Barat, genangan masih terjadi di Kabupaten Bengkayang. Banjir belum surut di Kecamatan Sanggau Ledo.
Pada wilayah lain, seperti Kabupaten Singkawang, Sanggau, Mempawah dan Sambas banjir telah surut.
Di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, banjir yang melanda akibat tanggul jebol pada Januari 2025 dan hujan lebat di bulan Februari telah berdampak pada sejumlah wilayah.
Perkembangan hingga Kamis (14/2), pukul 19.00 WIB, 21 desa di 3 kecamatan terdampak. Genangan berangsur surut, seperti Desa Sayung penurunan tinggi muka air hingga 40 cm, di Desa Loireng 15 cm.
Di sisi lain, warga dan petugas mulai membersihkan tempat tinggal maupun fasilitas umum dari sampah akibat banjir. Akses jalan utama sudah kembali digunakan warga.
Menghadapi potensi ancaman bahaya hidrometeorologi, BNPB tetap mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga.
Misalnya untuk mitigasi angin kencang, BPBD dan dinas terkait dapat memangkas ranting – ranting pohon atau warga dapat mengecek kekuatan struktur atap rumah masing – masing. B