Posko monitoring angkutan Lebaran 2024 di seluruh bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (AP II) secara resmi ditutup pada 19 April 2024.
Vice President of Corporate Communication Ap II Cin Asmoro mengatakan, posko tersebut total beroperasi selama 16 hari.
“Dibuka sejak 3 April 2024, posko resmi ditutup pada 19 April 2024, sejalan juga dengan penutupan posko terpadu angkutan lebaran Kementerian Perhubungan yang resmi ditutup Menteri Perhubungan pada 19 April,” ujarnya.
Cin Asmoto menjelaskan, posko di bandara AP II merupakan wadah bagi seluruh stakeholder untuk berkolaborasi dan berkoordinasi guna memastikan kelancaran angkutan Lebaran.
Dia menambahkan bahwa posko di bandara AP II setiap harinya melakukan evaluasi untuk perbaikan di hari-hari berikutnya selama angkutan Lebaran.
Adapun indikator kesuksesan angkutan lebaran di bandara AP II dapat dilihat dari hasil laporan evaluasi posko tersebut.
Indikator kesuksesan tersebut adalah terkait dengan terpenuhinya kapasitas (capacity), tercapainya ketepatan waktu operasional (punctuality) dan peningkatan standar pelayanan (service ability).
Terkait dengan pemenuhan kapasitas, seluruh bandara AP II memastikan adanya slot time (ketersediaan waktu keberangkatan dan kedatangan penerbangan di bandara), bahkan jika bandara harus memperpanjang jam operasi.
“Terdapat tiga bandara AP II yang beroperasi 24 jam, yakni Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta) dan Bandara Kualanamu (Deli Serdang), sedangkan 17 bandara lainnya bersiap 24 jam, jika diperlukan adanya penerbangan jam berapa pun,” jelasnya.
Sejalan dengan pemenuhan kapasitas ini, total bandara AP II menyediakan hingga 2.425 penerbangan tambahan (extra flight) pada angkutan Lebaran 2024 atau lebih tinggi 34% dibandingkan dengan angkutan Lebaran 2023.
Selain itu, kapasitas yang tersedia untuk memenuhi permintaan penumpang, tingkat keterisian penumpang pesawat (load factor) juga cukup tinggi, yakni mencapai rata-rata sekitar 80% untuk setiap penerbangan.
Terkait dengan ketepatan waktu operasional (punctuality), bandara-bandara AP II secara umum dapat memenuhi standar waktu untuk berbagai kegiatan, seperti misalnya standar waktu pemeriksaan security check point, lalu di area baggage claim dan sebagainya.
“Indikator kesuksesan punctuality juga terlihat dari terjaganya ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) di bandara AP II yang rata-rata berkisar 77% hingga 80%,” tutur Cin Asmoro.
Adapun terkait dengan pelayanan (service ability), bandara-bandara AP II mampu meningkatkan tingkat pelayanan (level of service) pada angkutan Lebaran 2024, melalui beragam program aktivasi serta pelayanan personel di terminal penumpang.
“Kami berterima kasih kepada seluruh personel dari berbagai stakeholder yang ada di bandara atas kolaborasi dan koordinasi yang baik dalam memastikan kelancaran dan kesuksesan angkutan lebaran di bandara AP II. Kelancaran angkutan Lebaran di bandara AP II juga tidak lepas dari dukungan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan, serta masyarakat luas,” katanya.
Pada periode angkutan lebaran yang berlangsung 3 – 18 April 2024, jumlah pergerakan penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif tercatat 4,07 juta orang atau naik 5% dibandingkan dengan periode angkutan Lebaran 2023 sebanyak 3,89 juta orang.
Jumlah pergerakan pesawat juga mengalami kenaikan 5% dari sebelumnya 28.108 penerbangan menjadi 29.415.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, jumlah penumpang mencapai 2,50 juta orang atau naik 5%, sedangkan untuk pergerakan pesawat sebanyak 16.961 penerbangan atau naik 4%.
Adapun destinasi tersibuk dari Bandara Soekarno-Hatta adalah Denpasar (411.696 penumpang), Medan (307.028 penumpang), Surabaya (242.373 penumpang), Makassar (216.925 penumpang) dan Padang (209.153 penumpang).
AP II saat ini mengelola Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Kualanamu (Deli Serdang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).
Lalu, Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkalpinang), Silangit (Tapanuli Utara).
Kemudian, Kertajati (Majalengka), Banyuwangi (Banyuwangi), Tjilik Riwut (Palangka Raya), Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Husein Sastranegara (Bandung), serta Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga). B