
Terdapat sebanyak 17 daerah di Indonesia yang memiliki bandar udara (bandara) dengan status internasional, dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Papua.
Mulai tahun 2024, pemerintah melakukan revisi terhadap semua bandara yang ada di tanah air, dengan membedakan bandara internasional dan domestik.
Saat itu, ada sebanyak 35 bandara berstatus internasional, tetapi direvisi hanya tersisa 17 bandara internasional, sedangkan sisanya yang 18 bandara mebjadi berstatus domestik.
Bandara internasional berbeda dengan bandara domestic, meski sama – sama melayani transportasi udara, karena bandara internasional melayani rute yang lebih luas, banyak dan jangkauan hingga luar negeri.
Jadi, bandara internasional dilengkapi dengan pelayanan imigrasi, bea cukai, dan fasilitas lain untuk mendukung tugasnya, sekaligus bisa memudahkan akses dari dan ke Indonesia.
Bagi para pelaku perjalanan, ini daftar bandara internasional di Indonesia yang dilansir dari Kementerian Perhubungan, seperti terdata dalam Keputusan Menteri Nomor 31/2024 (KM 31/2004) tentang Penetapan Bandar Udara Internasional.
Bandara internasional tersebut adalah sebagai berikut:
- Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh Besar, Aceh).
- Bandara Kualanamu (Deli Serdang, Sumatera Utara).
- Bandara Minangkabau (Padang Pariaman, Sumatra Barat).
- Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru, Riau).
- Bandara Hang Nadim (Batam, Kepulauan Riau).
- Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang, Banten).
- Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur, DKI Jakarta).
- Bandara Kertajati (Majalengka, Jawa Barat).
- Bandara Kulonprogo (Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta).
- Bandara Juanda (Sidoarjo, Jawa Timur).
- Bandara I Gusti Ngurah Rai (Badung, Bali).
- Bandara Zainuddin Abdul Madjid (Lombok Tengah, NTB).
- Bandara Komodo (Labuan Bajo, NTT).
- Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Balikpapan, Kalimantan Timur).
- Bandara Sultan Hasanuddin (Maros, Sulawesi Selatan).
- Bandara Sam Ratulangi (Manado, Sulawesi Utara).
- Bandara Sentani (Jayapura, Papua).
Jadi, ada 18 bandara yang sebelumnya berstatus internasional, dengan alasan efisiensi dan efektivitas keuangan negara, maka berubah menjadi bandara domestik.
Namun, meskipun berstatus domestik, ada bandara yang masih memungkinkan untuk melayani penerbangan luar negeri untuk kepentingan tertentu secara sementara.
Kegiatan pelayanan tersebut, seperti kegiatan kenegaraan, acara yang bersifat internasional, kegiatan industri pariwisata dan perdagangan, embarkasi dan debarkasi haji, serta penanganan bencana.
Ini daftar 18 bandara yang tidak lagi berstatus internasional, tetapi berubah menjadi bandara domestik:
- Bandara Maimun Saleh, Sabang (SBG).
- Bandara Sisingamangaraja XII, Silangit (DTB).
- Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang (TNJ).
- Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang (PLM).
- Bandara Radin Inten II, Lampung (TKG).
- Bandara H.A.S Hanandjoeddin, Tanjung Pandan (TJQ).
- Bandara Husein Sastranegara, Bandung (BDO).
- Bandara Adisutjipto, Yogyakarta (JOG).
- Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang (SRG).
- Bandara Adi Soemarmo, Solo (SOC).
- Bandara Banyuwangi, Banyuwangi (BWX).
- Bandara Supadio, Pontianak (PNK).
- Bandara Juwata, Tarakan (TRK).
- Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin (BDJ).
- Bandara El Tari, Kupang (KOE).
- Bandara Pattimura, Ambon (AMQ).
- Bandara Frans Kaisiepo, Biak (BIK).
- Bandara Mopah, Merauke. (MKQ). B