Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Republik Kepulauan Fiji.
Kerja sama tersebut untuk mengembangkan sektor pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, sehingga memberikan dampak yang luas terhadap peningkatan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.
Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dengan Menteri Perdagangan, Perdagangan, Pariwisata dan Transportasi Republik Kepulauan Fiji Faiyaz Siddiq Koya.
Pada kesempatan tersebut, kedua menteri berkumpul membahas peran dan tanggung jawab krusial untuk berkolaborasi dan membangun kembali sektor pariwisata menjadi sektor yang lebih tangguh, berkelanjutan, inklusif, dan aman.
“Ini merupakan langkah besar di mana kita akhirnya bisa melakukan penandatanganan MoU antara kedua negara yang sebelumnya telah dibahas sejak 2014,” kata Sandiaga di sela-sela pertemuan kedua Tourism Working Group (TWG) di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali, Jumat (23/9/2022).
Penandatanganan MoU ini akan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua Negara, seperti promosi pariwisata, pengembangan produk pariwisata dan kerja sama sektor swasta.
Selain itu, ada kerja sama pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan dalam rangka pemulihan pariwisata selama dan setelah pandemi Covid-19, serta untuk mencapai kemakmuran kedua negara.
Melalui MoU ini, kedua negara dapat berkolaborasi lebih jauh untuk membuat program dan kegiatan dalam memperkuat hubungan bilateral dan mempromosikan pertukaran orang/ahli dalam upaya membuka peluang bagi para pelaku pariwisata di kedua negara agar bekerja sama demi kepentingan kedua Negara, sehingga semakin tangguh.
Menurut Sandiaga, terpenting adalah bagaimana pariwisata bisa menciptakan lapangan kerja, karena di Fiji kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi mencapai 40%, sedangkan di Indonesia sekitar 4,3%.
“Kami meyakini dengan kerja bersama ini akan mampu memperkuat ekonomi kedua negara dan saya ingin juga sampaikan ada beberapa isu, seperti climate change yang kita sama-sama hadapi sebagai negara kepulauan,” jelasnya.
Hal senada dikatakan Menteri Perdagangan, Perdagangan, Pariwisata dan Transportasi Republik Kepulauan Fiji Faiyaz Siddiq Koya, bahkan sebagai negara kepulauan, tantangan pengembangan pariwisata yang dihadapi Indonesia dan Republik Kepulauan Fiji relatif sama.
“Ini adalah waktu yang penting bagi kita untuk benar-benar berkolaborasi. Kolaborasi ini akan membawa hubungan kita lebih jauh dan ini adalah kesempatan yang bagus bagi kita untuk berbagi,” ungkapnya. B