Indonesia Jadi Tuan Rumah Regional Workshop Sustainable Aviation Fuel 2024

Regional Workshop Sustainable Aviation Fuel (SAF) 2024 di Bali pada 10 - 12 Juli 2024. (dok. hubudkemenhub)

U.S. Federal Aviation Organization (FAA) bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud Kemenhub) menjadi tuan rumah Regional Workshop Sustainable Aviation Fuel (SAF) 2024 di Bali pada 10 – 12 Juli 2024.

Workshop yang bekerja sama dengan University of Hawai’i dan National Technology Center Thailand ini menghadirkan para pakar se Asia Tenggara, membahas pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau yang lebih dikenal dengan Sustainable Aviation Fuel.

Acara ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan rantai nilai SAF dan tidak lepas dari fungsi industri penerbangan yang memiliki peran krusial dalam menunjang mobilisasi orang serta pertumbuhan ekonomi di dunia.

Direktur Navigasi Penerbangan mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara, juga selaku Committee on Aviation Environmental Protection (CAEP) member Syamsu Rizal.

Dia dalam sambutannya mengatakan, tidak bisa dipungkiri bahwa industri penerbangan yang memiliki peran vital ini, menyumbangkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang signifikan.

Baca juga :   Menhub Dukung Proyek Konversi Kapal Berbahan Bakar Solar Jadi Diesel Dua Fuel

Mengundang para ahli di bidang penerbangan, energi, agrikultur, perwakilan bandar udara dan maskapai, produsen SAF, penyedia teknologi, serta peneliti se-Asia Tenggara, diharapkan memiliki dampak positif dan memberikan solusi untuk dunia penerbangan ke depannya.

Sebagai regulator penerbangan di Indonesia, Ditjen Hubud Kemenhub mendukung pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

“Tujuan dari kegiatan ini yaitu dapat mengembangkan SAF value chain, pertukaran informasi berdasarkan pengalaman dan hambatan dalam mengembangkan SAF, dan memberikan solusi kebijakan apa yang dapat mempercepat penerbangan yang berkelanjutan,” jelas Syamsu.

Penggunaan SAF diyakini menjadi cara paling efektif dalam mengurangi emisi dibandingkan teknologi dalam pengoperasian penerbangan, didukung dengan agrikultur yang menjadi bahan baku melimpah di Indonesia.

Penggunaan SAF pada pesawat melalui tahap yang cukup panjang, mulai dari perencanaan target, produksi bahan baku, pengiriman bahan baku ke perusahaan energi, konversi menjadi SAF, distribusi ke depot pengisian bahan bakar, hingga penggunaannya di pesawat udara dengan tetap memperhatikan keselamatan penerbangan.

Baca juga :   Ada Tiga Terminal Tipe A Siap Diresmikan

Sebagai informasi, Indonesia saat ini mengembangkan SAF J2.4 menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit lokal yang telah di uji coba pada pesawat Boeing 737-800 dan CN-235, dengan hasil menunjukkan performa mesin pesawat sama baiknya dengan penggunaan avtur konvensional.

Pada 27 Oktober 2023, telah dilakukan penerbangan komersial Garuda Indonesia rute Jakarta – Solo (pergi pulang/pp) menggunakan SAF dengan pesawat Boeing 737-800.

Tidak hanya itu, Indonesia juga berkomitmen mendukung Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA)  yang diinisiasi oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sejak tahun 2016. B

Komentar