Indonesia Jadi Tuan Rumah dan Pimpin Pertemuan The 30th Aids to Navigation Fund

Pertemuan The 30th Aids to Navigation Fund (ANF) Committee Meeting yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. (dok. hublakemenhub)

Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kembali dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan The 30th Aids to Navigation Fund (ANF) Committee Meeting yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Pertemuan yang digelar oleh tiga negara pantai, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura ini merupakan tindak lanjut dari ANF Committee Meeting ke-29 yang dilaksanakan pada November 2023 di Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Distrik Navigasi (Disnav) Tipe B Tanjung Priok Capt. Mugen S. Sartoto bertindak selaku Chairman dan memimpin jalannya pertemuan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh negara pengguna dan kontributor atas kehadiran dan komitmen mereka untuk menjaga dan memastikan keselamatan navigasi di Selat Malaka atau SOMS tetap terbuka dan aman.

Selain tiga negara pantai dan negara pengguna, lanjutnya, apresiasi atas kehadiran dari beberapa perwakilan dari negara lainnya, meliputi Republik Rakyat Tiongkok, Republik India, Jepang, Republik Korea, Kerajaan Arab Saudi, Dewan Selat Malaka (MSC), The Nippon Foundation, dan Witherby Publishing Group, serta Baltic and International Maritime Council (BIMCO), yang turut hadir sebagai pengamat.

Pada kesempatan yang sama, Head of Delegation Indonesia Direktur Kenavigasian yang diwakili oleh Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Kenavigasian Nanditya Darma Wardhana menjelaskan, forum ini merupakan satu wadah utama bagi negara-negara pengguna dan pemangku kepentingan untuk bertemu dan mengadakan diskusi terbuka dengan negara-negara pesisir Selat Malaka dan Singapura.

Baca juga :   Festival Danau Poso 2022 Motivasi Kebangkitan Ekonomi Sulteng

Pasalnya, selat tersebut diakui sebagai salah satu selat paling signifikan rute pelayaran di dunia.

Melalui forum ini, Indonesia mengundang negara pengguna dan stakeholder untuk mendukung penyediaan dan pemeliharaan alat bantu navigasi di Selat Malaka dan Singapura.

“Kami menantikan diskusi yang bermanfaat serta menyampaikan keyakinannya bahwa semangat kerja sama antara negara-negara pantai, industri dan pemangku kepentingan, berdasarkan pasal 43 UNCLOS 1982, yang kemudian akan meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di wilayah tersebut.” tutur Nanditya.

Dia berharap, melalui pertemuan ini dapat menemukan metode atau ide baru yang dapat mengundang keterlibatan lebih luas negara pengguna dan pemangku kepentingan, serta untuk menjamin keberlangsungan ANF.

“Kami berharap seluruh peserta dalam pertemuan ini dapat secara intens berdiskusi serta bertukar keahlian dan pengalaman, serta agar bisa memberikan fokus maksimal pada agenda diskusi yang terkait isu-isu keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura,” katanya.

Adapun Pertemuan Komite 30th ANF ini juga dihadiri oleh Ketua Delegasi Malaysia, Direktur Departemen Kelautan Malaysia Mohd Hafiz bin Abdul Majid dan Ketua Delegasi Singapura Assistant Chief Hydrographer, Marine and Port Gary Chew.

Pada pertemuan ini, masing-masing negara pantai menyampaikan presentasi yang berisikan laporan atas pekerjaan pemeliharaan, seperti pekerjaan sipil dan struktur, pemeliharaan menara suar, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), suku cadang maupun kelistrikan.

Baca juga :   Raih Penghargaan di Top BUMD Awards 2024 Penjabat Wali Kota Bekasi Minta Terus Evaluasi dan Tingkatkan Kinerja untuk Pembangunan Daerah

Adapun Program Kerja Tahun 2024 yang diajukan oleh Indonesia meliputi persiapan pekerjaan untuk penggantian dan perawatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran.

Selain itu, Komite mencatat laporan pemeliharaan 51 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) penting dalam Skema Pemisahan Lalu Lintas (TSS) di SOMS sesuai dokumen ANF yang disajikan oleh Negara-negara pesisir.

Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Jepang yang telah menyelenggarakan Technical Workshop Alat Bantu Navigasi di Selat Malaka dan Singapura serta Survei Pendahuluan Pekerjaan Pengganti Alat Bantu Navigasi yang diadakan di Maritime Transport Training Institute (MATRAIN) Port Klang, Malaysia dari 27 Februari hingga 7 Mei 2024.

Indonesia berterima kasih kepada Jepang karena telah mengakomodasi permintaan Indonesia mengenai pelatihan berstandar IALA bagi calon peserta sebagaimana dijelaskan pada MTWG ke-46 di Brunei.

Indonesia berharap dapat berpartisipasi dalam pelatihan standar IALA pada tahun 2026.

Selain itu, The 30th ANF Committee Meeting ini juga membahas Laporan Kinerja Auditor Tahun 2023.

Menindaklanjuti laporan kinerja auditor, Indonesia akan melakukan investigasi lebih lanjut dan akan berkonsultasi dengan stakeholder.

Adapun pertemuan ANF ke-31 berikutnya dijadwalkan pada November 2024 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. B

Komentar