Pemerintah Indonesia dan Jepang membahas potensi kerja sama dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) kedua negara.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, Jepang adalah negara partner strategis Indonesia yang tidak hanya dalam hubungan bilateral, tapi juga upaya pemulihan parekraf pascapandemi.
“Jepang adalah negara yang menjadi strategic partner kami dalam recovery ini. Selain sebagai salah satu member dari negara G20, Jepang juga konsisten sebagai negara dengan kunjungan turis terbesar ke Indonesia,” ujarnya saat menerima audiensi Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (18/4/2022),
Sandiaga menjelaskan bahwa pada tahun 2019, hampir sebanyak 520.000 wisatawan Jepang berkunjung ke Indonesia.
Seiring dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang semakin baik disertai tingkat vaksinasi yang terus diakselerasi, lanjutnya, Indonesia telah membuka kembali perbatasan untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
“Ini menjadi waktu yang tepat bagi kedua negara untuk menjalin kerja sama, mengupayakan hasil-hasil yang dapat saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Tidak hanya dari sisi pariwisata, tapi juga meningkatnya dampak dari ekonomi kreatif,” jelasnya.
Indonesia memiliki 17 subsektor ekonomi kreatif mulai dari kuliner, fesyen dan kriya, serta aplikasi, game, animasi dan lainnya.
Menurut Sandiaga, hal ini diharapkan juga dapat memberi keyakinan pada pemerintah Jepang untuk dapat memberikan return home policy yang sama terhadap Indonesia.
“Ini waktu yang tepat bagi Jepang buat investasi, harapannya kita bisa benar-benar bekerja sama dan tingkatkan rantai pasok,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga juga mengundang partisipasi aktif Jepang dalam sejumlah kegiatan internasional yang akan digelar di sejumlah daerah di Indonesia. Mulai dari G20, World Tourism Day, WCCE, dan lainnya.
Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji menyatakan, saat ini Jepang memang masih belum membuka luas perbatasan.
Meski kuota harian kunjungan dari luar negeri sudah mulai diperbanyak, dia menambahkan, tapi untuk kunjungan wisata masih belum dibuka.
Kanasugi menuturkan, kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat kesiapan Jepang dalam membuka kembali pariwisata secara menyeluruh ke depannya.
“Pariwisata adalah peluang emas dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jepang maupun sebaliknya,” katanya.
Kanatsugi menjelaskan, dalam waktu dekat akan ada delegasi dari Japan Association of Travel Agents (JATA) yang akan berkunjung ke Indonesia untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama.
“Indonesia secara geografis sangat dekat dari Jepang dibanding ke Eropa dan Amerika. Jadi turis yang ke indonesia akan lebih mudah dan nyaman dibanding ke Eropa, terlebih karena situasi di Ukraina saat ini,” tuturnya. B