Gudang Garam Suntik Modal Lagi Buat Bandara Dhoho

Bandara Internasional Dhoho Kediri, Jawa Timur siap beroperasi. (dok. instagram@dhoho.internationalairport)
Bagikan

Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melakukan penambahan modal untuk PT Surya Dhoho Investama (SDHI) sebesar Rp300 miliar.

Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman menjelaskan, SDHI menerbitkan 300.000 saham baru dengan nilai nominal Rp1 juta/lembar, yang seluruhnya diambil oleh GGRM.

“Penyetoran tambahan modal oleh perseroan sebear Rp300 miliar,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (24/10/2024).

Jadi, lanjutnya, modal ditempatkan dan disetor SDHI yang semula Rp14 triliun, bertambah menjadi Rp14,3 triliun.

Dengan kepemilikan oleh Gudang Garam (GGRM) seluruhnya sebanyak 14.299.999 saham atau Rp14,29 triliun.

Kepemilikan PT Surya Duta Investama satu lembar saham atau Rp1 juta.

“Modal dasar SDHI juga ditingkatkan dari semula Rp14 triliun menjadi Rp15 triliun,” tutur Heru Budiman.

Dia menambahkan, transaksi afiliasi peningkatan modal SDHI ini dilakukan untuk mendukung kegiatan operasioan Bandara Dhoho di Kediri Jawa Timur yang dibangun Gudang Garam (GGRM) lewat SDHI.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meresmikan Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (18/10/2024).

Menurut Menko Luhut, Bandara Dhoho merupakan proyek percontohan pertama di tanah air dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited, yakni pemrakarsa dan pendanaannya dari pihak swasta atau bukan APBN.

“Bandara Dhoho Kediri menjadi proyek percontohan pertama di Indonesia dengan skema KPBU unsolicited. Inisiatif proyek datang dari pihak swasta dan didukung oleh pemerintah,” ujarnya.

Menko Luhut menjelaskan, kehadiran Bandara Dhoho mencerminkan kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta.

Dia mengklaim bahwa skema KPBU mampu mengatasi tantangan pembangunan di Indonesia dengan cepat dan efisien.

Kemudian, diungkapkan Menko Luhut, peresmian Bandara Dhoho juga menjadi momen penting bagi pengembangan konektivitas dan ekonomi di selatan Pulau Jawa.

Dia meyakini, tata ruang di wilayah Kediri akan berubah dalam beberapa tahun ke depan dan masyarakat akan mulai antusias menggunakan Bandara Dhoho untuk berpergian.

“Menurut saya bandara ini kualitasnya sangat bagus. Ke depan, orang akan lebih senang terbang ke Kediri daripada ke Surabaya,” jelasnya.

PT Surya Dhoho Investama (SDhI), anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. yang telah membangun Bandara Dhoho dengan total investasi mencapai Rp12 triliun.

Bandara Dhoho merupakan bukti bahwa pihak swasta punya komitmen yang kuat untuk membangun konektivitas di tanah air.

Lebih lanjut, berdasarkan survei yang dilakukan bahwa potensi penumpang dari dan menuju Kediri cukup besar, terutama untuk perjalanan haji dan umrah.

Bandara Dhoho tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, melainkan juga diharapkan dapat membawa dampak signifikan bagi perekonomian dan kehidupan sosial di kawasan Kediri dan sekitarnya.

Secara spesifik, diharapkan bandara ini bisa membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor, seperti transportasi, pariwisata dan perhotelan, serta mendukung sejumlah sektor lainnya, seperti pertanian, peternakan, hingga perkebunan.

Sebagai informasi, Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, sehingga mampu didarati oleh pesawat berjenis wide body.

Adapun sejak soft launching pada 5 April 2024, bandara ini telah melayani lebih dari 20.000 penumpang, dengan 175 pergerakan pesawat.

Sementara itu, usai melangsungkan peresmian bandara, dilakukan pula groundbreaking dimulainya konstruksi jalan tol akses yang akan menghubungkan Bandara Dhoho dengan Kota Kediri.

Keberadaan jalan tol akses ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk menuju bandara dan sebaliknya. B

Komentar

Bagikan