Maskapai nasional Garuda Indonesia mencatatkan kinerja operasional positif pada Kuartal I/2025.
Dari Januari hingga Maret 2025, Garuda Indonesia mengangkut 2,6 juta penumpang.
Angka ini tumbuh 48% dibandingkan dengan Kuartal I/2023 yang hanya 1,8 juta penumpang.
Jumlah penumpang juga tumbuh 10% dibandingkan dengan Kuartal I/2024, yang tercatat sebanyak 2,4 juta penumpang.
Kinerja positif ini tercermin dalam tingkat keterisian penumpang (seat load factor), yang diproyeksikan mencapai 80,51% pada Kuartal I/2025.
Angka ini lebih tinggi dari tahun 2023 yang hanya 72,30% dan tahun 2024 yang mencapai 73,89%.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, angka tersebut meningkat signifikan dari tahun 2023 dan tahun 2024.
“Sektor angkutan kargo juga mencatatkan pertumbuhan positif,” katanya dalam siaran pers, baru – baru ini.
Pada Kuartal I/2025, maskapai Garuda Indonesia mengangkut 34.715,57 ton kargo, tumbuh 39% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 (25.053,35 ton).
Angka tersebut juga meningkat 3% dibandingkan dengan Kuartal I/2024 (33.735 ton).
Wamildan menjelaskan, capaian ini merupakan hasil dari upaya perbaikan kinerja Garuda Indonesia untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap layanan maskapai.
“Meningkatnya permintaan angkutan penumpang di awal tahun, yang umumnya merupakan periode low season, memberi optimisme tersendiri bagi Garuda Indonesia yang tengah menjalankan langkah transformasi strategis,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya perbaikan kinerja, Garuda Indonesia melakukan peningkatan keandalan operasional, optimalisasi kapasitas produksi, dan penyesuaian rute yang selaras dengan kebutuhan pasar.
“Maskapai juga memperkuat sinergi dengan ekosistem pariwisata dan transportasi nasional,” jelasnya.
Hasil dari perbaikan ini diproyeksikan dapat mengokohkan kinerja keuangan perusahaan, termasuk memperbaiki posisi cash flow.
Dia menuturkan bahwa hal ini juga meningkatkan likuiditas perusahaan untuk memenuhi komitmen dalam perjanjian perdamaian Penundaan Kewajban Pembayaran Utang (PKPU).
Memanfaatkan momentum positif ini, Garuda Indonesia terus memperkuat landasan operasional dan organisasinya.
Perusahaan menjalankan program transformasi berkelanjutan, mencakup refocusing anggaran, optimalisasi armada dan penguatan level of service, serta keunggulan maskapai dengan standar keselamatan dan kenyamanan tinggi.
Dalam aspek organisasi, perbaikan meliputi pelatihan pilot berbasis kinerja, perbaikan sistem tunjangan pegawai dan optimalisasi sistem transportasi darat untuk awak kabin.
Semua dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah dan praktik industri.
“Di tengah berbagai tantangan, Garuda Indonesia optimis transformasi ini akan memperkuat kinerja perusahaan dan memastikan pertumbuhan korporasi yang sehat dan berkelanjutan,” tutur Wamildan. B