
Festival Pantai Ligota yang diselenggarakan di Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur diharapkan semakin mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan dan inklusif di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh, harapannya festival ini dapat memperkuat identitas lokal dan mendorong perkembangan sektor pariwisata yang inklusif.
“Bahkan, Festival Pantai Ligota membuka peluang baru bagi perekonomian daerah,” katanya.
Festival yang telah digelar pada 24 – 26 April 2025 ini dinilai menjadi ruang kolaboratif antara pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas lokal dan wisatawan untuk memperkuat potensi pariwisata di Pulau Flores dan NTT pada umumnya.
Frans Teguh menambahkan, kehadiran BPOLBF dalam festival ini merupakan bagian dari strategi promosi lintas wilayah di kawasan koordinatif BPOLBF.
“Manggarai Timur memiliki kekayaan budaya dan pesona alam yang luar biasa, festival ini adalah bentuk nyata dari sinergi antar daerah dalam memajukan pariwisata Flores secara menyeluruh,” jelasnya.
Frans Teguh menuturkan, melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri pariwisata, Pulau Flores dapat semakin dikenal sebagai destinasi unggulan yang siap mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Menurutnya, Festival Pantai Ligota sebagai salah satu pilar penting dalam memperluas persebaran manfaat pariwisata dan memperkenalkan destinasi baru yang layak dikunjungi.
“Dengan pendekatan berbasis komunitas dan pelestarian budaya, festival ini turut mendukung visi besar pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di kawasan Timur Indonesia,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Manggarai Timur Tarsisius Sjukur menegaskan, pengembangan pariwisata di wilayah itu berbasis masyarakat, sehingga masyarakat harus menjadi pelaku yang menerima manfaat dari perkembangan pariwisata.
Dia menambahkan, terdapat tiga aspek dalam keseimbangan kepariwisataan yaitu ekonomi, lingkungan, dan kualitas sehingga Festival Pantai Ligota diharapkan dapat menjadi salah satu kegiatan yang dapat mencerminkan ketiga aspek tersebut.
“Model pariwisata ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan pada tiga aspek pokok, yaitu pertama aspek ekonomi, kedua aspek lingkungan atau environment, sehingga peran kita adalah menjaga, merawat dan memoles dengan nuansa yang lebih baik, dan yang ketiga, aspek kualitas bagaimana pariwisata kita bisa berkesinambungan dan berkelanjutan,” ungkapnya. B