Ekonomi kreatif (ekraf) yang ditopang dengan digitalisasi akan tumbuh menjadi kekuatan baru ekonomi nasional yang dapat mendukung terciptanya kebangkitan ekonomi dan terbukanya peluang usaha masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menuturkan, potensi ekonomi digital Indonesia sangat tinggi, bahkan yang tertinggi di kawasan ASEAN.
“Nilai ekonomi digital Indonesia di tahun ini naik hampir 50% dibandingkan dengan kondisi tahun 2021,” ujarnya usai menyaksikan penandatanganan kerja sama antara OK OCE dan Bhinneka.com dalam “Peresmian 100 Pelaku UMKM Onboarding di E-Commerce Bhinneka” di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, Senin (15/8/2022).
Mencapai angka tersebut, lanjut Sandiaga, digitalisasi memiliki peranan yang sangat penting. “Salah satunya para pelaku ekonomi kreatif khususnya UMKM didorong untuk dapat onboarding ke marketplace (e-commerce),” jelasnya.
Berdasarkan data, nilai transaksi e-commerce Indonesia di tahun 2021 sebesar Rp401 triliun dan diperkirakan meningkat hingga Rp526 triliun di tahun 2022.
Oleh karena itu, Sandiaga mengapresiasi kerja sama antara OK OCE dan Bhinneka.com yang memfasilitasi 100 pelaku UMKM untuk onboarding di platform e-commerce Bhinneka.com.
Menurut Sandiaga, pemerintah juga terus mendorong melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Targetnya 30 juta UMKM onboarding ke digital di tahun 2023.
“Saya titip untuk pelaku UMKM agar terus berinovasi, berani mengambil risiko, selalu adaptif, memiliki soft skill dan juga prinsip kerja 4AS, yakni Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum OK OCE Iim Rusyamsi menjelaskan, saat ini sudah terdapat 100 UMKM yang tergabung di dalam OK OCE Mall di platform e-commerce Bhinneka.com.
Dia mengajak lebih banyak UMKM untuk bisa bergabung dan segera melakukan onboarding ke digital.
Selain di OK OCE dan Bhinneka, Iim menambahkan, UMKM yang tergabung nantinya juga akan masuk dalam platform Aronawa.
Jadi, lanjutnya, tiga platform ini teman-teman akan mendapatkan. Tiga-tiganya terakses oleh semua masyarakat di Indonesia.
“Khususnya lagi, yang paling luar biasa adalah pengadaan di pemerintah karena OK OCE mall ini masuk dalam platform Bela singkatan dari belanja langsung pengadaan,” kata Iim.
Menurutnya, ada Rp400 triliun (kementerian/lembaga) yang anggarannya harus diserap oleh UMKM atau 40% dari APBN, dan ini sudah ketetapan keputusan Presiden bahwa belanja APBN negara kita harus belanja langsung ke UMKM.
Chief of Commercial and Omnichannel Bhinneka sekaligus Founder & CEO Aronawa Vensia Tjhin mendorong agar pelaku UMKM berani naik kelas dan masuk ke pasar pemerintahan dan korporasi.
“Ini adalah satu potensi market yang besar. Saya percaya memang tidak semua UMKM ingin melayani korporasi dan pemerintah, tapi ketika kita ingin lebih maju lebih besar sebetulnya melayani korporasi dan pemerintah itu memiliki sustainability business,” tuturnya. B