Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya. (dok. kemenparekraf)
Bagikan

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya mengajak seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) menyatukan visi dan upaya bersama dalam mendukung ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru (new engine of growth) ekonomi nasional.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pengembangan Investasi yang diselenggarakan Kemenparekraf/Baparekraf di The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta.

“Untuk pertama kalinya ekonomi kreatif menjadi sebuah kementerian dalam sejarah Indonesia. Tentu kami melihat maksud dan tujuan dari pemerintah yang dipimpin Presiden Prabowo, bahwa sektor ekonomi kreatif akan didorong menjadi mesin pertumbuhan baru ekonomi nasional,” ujarnya.

Menurut Teuku Riefky, hal ini tidak lepas dari potensi pariwisata dan juga ekonomi kreatif yang ada di seluruh daerah di Indonesia untuk dikembangkan menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

“Pada masa VOC, pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh sektor perkebunan, pertanian, dan pertambangan yang padat karya. Pada era 1980-an, ekonomi kita bertumpu pada sektor industri yang padat modal,” ungkapnya.

Kini, dia menambahkan, perekonomian Indonesia dan dunia bergerak ke arah ekonomi yang padat cipta.

“UMKM yang disentuh dengan inovasi, disentuh dengan teknologi, itu dapat menjadi ekonomi kreatif. Mengekonomikan kreativitas,” ujar Menekraf.

Lebih lanjut, dia menyatakan, ekonomi kreatif ditargetkan menjadi motor penggerak baru perekonomian nasional yang diproyeksikan tumbuh hingga 8% sampai tahun 2029.

“Hal tersebut juga perlu didukung dengan terciptanya ruang dan peluang investasi ekonomi kreatif di daerah,” tegasnya.

Hingga Semester I/2024, sektor ekonomi kreatif Indonesia mencatatkan capaian yang positif.

Nilai tambah sektor ini mencapai Rp749 triliun atau 55% dari target Rp1.347 triliun.

Nilai ekspor produk ekonomi kreatif mencapai US$12 miliar atau 45% dari target US$27,5 miliar.

Kontribusi terbesar berasal dari empat subsektor, yakni fesyen (US$6,7 miliar), kriya (US$4,7 miliar), kuliner (US$830 juta), dan penerbitan (US$6 juta).

Adapun penyerapan tenaga kerja di sektor ini terus meningkat, dengan total 24,9 juta tenaga kerja pada tahun 2023.

“Kita harus menyadari ada tren baru di dunia yang mulai masuk ke daerah – daerah kita. Jika dulu tambang emas dan batu bara menjadi andalan, kini potensi tambang pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus dimanfaatkan,” tuturnya.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani menyatakan, Rakornis ini menjadi wadah bagi pemerintah daerah untuk berbagi pandangan, mengajukan ide – ide inovatif dan mencari solusi atas tantangan investasi yang dihadapi.

Dalam Rakornis ini juga terdapat sesi diskusi panel interaktif dengan menghadirkan narasumber untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai tren investasi terkini, tantangan, serta peluang di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Narasumber tersebut antara lain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020 – 2024, Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi periode 2022 – 2024, Abdullah Azwar Anas.

“Harapan kami, pemerintah daerah dapat menghasilkan proyek investasi pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas sehingga mampu mendorong target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% dalam lima tahun mendatang,” ujar Rizki Handayani. B

Komentar

Bagikan