Ditjen Hubud Edukasi Kesehatan Tantangan Obesitas dalam Penerbangan

Seminar Nasional Transportasi Udara: Pengaruh, Tantangan, dan Solusi Obesitas dalam Penerbangan yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa (4/7/2023). (dok. kemenhub)

Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke, yang menjadi penyebab meningkatnya angka kematian di seluruh dunia.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Penerbangan memberikan perhatian lebih dengan senantiasa memberikan edukasi, salah satunya melalui Seminar Nasional Transportasi Udara: Pengaruh, Tantangan, dan Solusi Obesitas dalam Penerbangan yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa (4/7/2023).

Seminar ini diikuti oleh 300 peserta dari stakeholders penerbangan seperti asosiasi angkutan udara, pilot, sekolah penerbangan, maskapai, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan lembaga kesehatan lainnya.

Mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Keamanan Penerbangan Budhi K. Kresna menyatakan, para personel penerbangan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan khususnya obesitas.

Baca juga :   Bandara Kertajati Mulai Lagi Penerbangan Umrah

Untuk menciptakan operasional penerbangan yang Selamat, Aman dan Nyaman tentunya tidak lepas dari kesehatan, lanjutnya, baik fisik dan mental sumber daya manusia atau personel penerbangan.

“Mengingat gangguan kondisi kesehatan salah satunya diakibatkan oleh obesitas, maka kita harus lebih peduli dan aware dengan bahaya yang ditimbulkan,” ujar Kresna.

Obesitas yang erat kaitannya dengan Body Mass Index (BMI) dihitung dari berat dan tinggi badan.

Tidak hanya itu, penelitian terhadap personel penerbangan sipil menyebut BMI para personel penerbangan juga dipengaruhi oleh jumlah jam terbang total dan jauh jam terbang dalam satu tahun.

Kresna menuturkan sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Nomor 67 tentang Standar Kesehatan dan Sertifikasi Personel Penerbangan, personel penerbangan tidak diperbolehkan menderita penyakit apapun yang dapat menyebabkan personel tersebut secara tiba-tiba tidak dapat mengoperasikan pesawat udara atau menjalankan tugasnya secara selamat.

Baca juga :   Bandara D.C. Saudale Miliki Konektivitas Transportasi Udara

Seperti yang diketahui, obesitas bagi para personel penerbangan menjadi faktor penyakit kronis lain yang dapat berisiko pada keselamatan penerbangan.

Terdapat tiga cara dalam mengurangi obesitas yang dibahas dalam seminar hari ini, yaitu mengatur status gizi, implementasi pola makan seimbang dan dukungan kesehatan medical check up, olahraga rutin dan memperbaiki kualitas tidur.

Selain itu, kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan diabetes, kebutaan, amputasi anggota tubuh, dan kebutuhan untuk cuci darah.

“Harapannya, dengan adanya seminar hari ini, sebagai pengingat bagi para personel penerbangan agar dapat menerapkan pola hidup sehat untuk mengurangi obesitas,” tutur Kresna. B

Komentar