Pelabuhan Jangkar adalah pelabuhan utama di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur yang merupakan pelabuhan strategis dan memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan sebagai pelabuhan regional.
Bahkan, pelabuhan nasional yang mampu menjangkau daerah-daerah di Kepulauan Madura, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keberadaan Pelabuhan Jangkar diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja dan pelayanan angkutan penyeberangan, baik manusia maupun barang dan jasa, serta mendukung produktivitas masyarakat di sektor perekonomian, aktivitas sosial, pendidikan hingga keamanan masyarakat.
Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan, dalam sambutan yang dibacakan oleh Kasubdit Penataan Alur dan Perlintasan, Ison Hendrasto menyatakan, keberadaan Pelabuhan Jangkar juga sangat strategis dalam mempercepat aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau yang ada di Madura dan Indonesia Timur.
“Untuk memperlancar mobilitas dan distribusi kehutuhan pokok sekaligus mendukung pembangunan daerah dan penurunan biaya logistik dan jasa sehingga dapat disejajarkan dengan daerah lain di Jawa Timur,” ujarnya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Jangkar di Hotel Permata Bogor pada Selasa, (6/12/2022).
Kondisi Pelabuhan Jangkar yang strategis inilah, lanjut Ison, yang mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) untuk segera menetapkan alur masuk Pelabuhan Jangkar Provinsi Jawa Timur.
“Pelabuhan Jangkar merupakan pelabuhan tradisional masa kini yang didesain dapat melayani kapal sandar hingga kapasitas 5.000 GT, di mana kedalaman alur pelayaran setelah dilakukan survei adalah 12-26 MLWS,” jelasnya.
Kedalaman di dermaga movable bridge (MB-1) kurang lebih 3,3-4,6 MLWS, kedalaman di MB-2 kurang lebih 6,5-8,1 MLWS dan kedalaman di area kolam putar kurang lebih 8,9-11,5 MLWS.
Lebih lanjut, Ison menambahkan, Pelabuhan Jangkar ini melayani kebutuhan transportasi kapal untuk menjamin konektivitas pulau-pulau di Kabupaten Madura dengan berbagai tujuan, seperti Pelabuhan Jangkar-Pulau Kangean-Kalianget, Pulau Sapudi-Kalianget dan Pulau Raas-Kalianget.
“Dengan adanya pelabuhan Jangkar diharapkan dapat memperlancar mobilitas dan distribusi kebutuhan pokok dan kebutuhan logistic, seperti pengiriman barang, kargo dan pengiriman kendaraan motor/mobil,” ungkap Ison.
Pelabuhan Jangkar juga akan melayani angkutan ternak dari kepulauan Sumenep Madura dan Pulau Sapudi-Raas-Kangean, yang memenuhi standar perlakuan hewan dan diharapkan dapat diangkut oleh truk atau kendaraan hewan.
“Selain itu, akan dilaksanakan pula peluncuran atau Iaunching pelayaran perdana lintas Pelabuhan Jangkar-Lembar dan Jangkar-Kupang yang akan dilaksanakan pada masa Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023,” tuturnya.
Oleh karena itu, Ison menambahkan, sudah selayaknya penataan alur pelayaran masuk Pelabuhan Jangkar segera dilaksanakan dan ditetapkan dalam bentuk keputusan menteri.
Jadi, dia menegaskan, dapat memenuhi alur pelayaran yang ideal dan memenuhi berbagai aspek kepentingan keselamatan dan kelancaran bernavigasi, serta melindungi kelestarian lingkungan maritim dengan harapan dapat juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur, wilayah Pulau Madura, khususnya di Kabupaten Situbondo dan sekitarnya.
“Kegiatan FGD Penetapan Alur-Pelayaran pada hari ini adalah merupakan tahapan mekanisme dalam rangka menyempurnakan Rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Jangkar Provinsi Jawa Timur, dengan harapan adanya Keputusan Menteri Perhubungan tersebut, ke depan akan menciptakan ketertiban, kelancaran serta keselamatan lalu-lintas pelayaran khususnya di Perairan Pelabuhan Jangkar Provinsi Jawa Timur,” jelasnya. B