BPTJ Tinjau Dukungan Fasilitas Perlengkapan Jalan Alternatif Puncak Jelar Libur Nataru 2024/2025

Badan Pengelola Transportasi (BPTJ) bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Ditjen Perhubungan Darat dan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan meninjau fasilitas perlengkapan jalan di Jalan Raya Pertanian, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (dok. bptj)
Bagikan

Menjelang liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025), Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi (BPTJ) bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Ditjen Perhubungan Darat dan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan meninjau fasilitas perlengkapan jalan di Jalan Raya Pertanian, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Hal tersebut sekaligus memastikan perlengkapan jalan yang telah dibangun BPTJ di jalur alternatif beroperasi dengan baik dan dapat dimanfaatkan masyarakat.

Dengan panjang 11,7 Km, jalur alternatif ini dapat diakses dari Jalan Raya Pertanian, lalu mengarah ke Jalan Letjen Suryanta, Jalan Cikopo Selatan, Jalan Waru Doyong, dan Jalan Lembah Nyiur.

Saat peninjauan, Plt Kepala BPTJ Suharto menjelaskan bahwa sebelumnya jalur ini memang telah digunakan oleh masyarakat namun masih minim dimanfaatkan.

“Dari data traffic counting Direktorat Lalu Lintas BPTJ, kondisi puncak pada Sabtu dan Minggu bisa mencapai 40.000 sampai 50.000 kendaraan, sekitar 60% masih tinggal di kawasan puncak dan sisanya adalah yang bermobilitas menuju ke Cianjur dan Bandung. Dari 40.000 sampai 50.000 kendaraan tersebut 58% adalah pengguna sepeda motor,” jelasnya.

Dia menambahkan, dalam catatan sejarah, Puncak pernah mengalami kemacetan hingga sembilan jam saat perayaan pergantian tahun, karena sepeda motor yang tidak disiplin dan tidak menghiraukan himbauan petugas.

Sebagian besar yang mengarah ke Puncak berasal dari wilayah Depok, Tangerang dan Bekasi.

“Kemungkinan mereka hanya mengetahui jalur biasa. Oleh karena itu, jalur alternatif yang sudah dilengkapi fasilitas keselamatan ini menjadi penting. Jangan sampai masyarakat tidak tahu jika ini ada jalur alternatif yang sudah dilengkapi dengan perlengkapan jalan, seperti rambu, penerangan jalan, rambu penunjuk dan marka jalan,” ungkap Suharto.

Dia menuturkan bahwa jalur alternatif ini memiliki gradient 6,6% hingga 6.9%, artinya tanjakan relatif curam.

Oleh karena itu, lanjutnya, kendaraan dengan cc rendah dan dengan muatan yang banyak kemungkinan besar akan mengalami masalah.

“Kami berharap kepada masyarakat yang memiliki kendaraan di bawah 1300 cc dan muatan lebih dari 5 penumpang untuk tidak melewati jalur ini,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Suharto mengungkapkan, jalur alternatif ini sebelumnya adalah jalur yang cukup sepi dan rawan terhadap tindakan kriminal, karena kondisinya yang gelap.

Namun, dia menambahkan, dengan adanya perlengkapan jalan berupa alat penerangan jalan ini dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi masyarakat.

“Kami menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan pemangku yang ada di Kabupaten Bogor dapat bersama – sama menjaga fasilitas keselamatan yang telah disediakan ini. Semoga kita bisa berkolaborasi dengan lebih baik lagi untuk memberikan rasa aman dan selamat bagi masyarakat,” tuturnya.

Keseluruhan fasilitas ini ke depan akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, dalam hal ini Dinas Perhubungan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor Agus Ridhallah menyatakan terima kasih kepada BPTJ yang telah membantu melengkapi fasilitas jalan ini.

“Jalur alternatif ini sangat penting untuk memecah kemacetan di Kawasan puncak. Kami berterima kasih kepada BPTJ dan memastikan dukungan untuk pemeliharaan, perbaikan dan pengoperasian fasilitas ini tersedia di APBD kami”, katanya.

Fasilitas perlengkapan jalan yang dibangun BPTJ membentang sejauh 11,7 km dan terdiri dari 18 unit rambu tiang tunggal, 10 unit Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ), serta 52 unit Alat Penerangan Jalan (APJ).

Lima ruas jalan yang telah dilengkapi dengan perlengkapan jalan, yaitu Jalan Pertanian sepanjang 2,7 km dengan 26 unit APJ, 3 unit rambu dan 2 unit RPPJ Jalan Letjen Suryanta sepanjang 1,2 km dengan 3 unit rambu dan 1 unit RPPJ Jalan Cikopo Selatan sepanjang 2,5 km dengan 4 unit rambu dan 3 unit RPPJ Jalan Waru Doyong sepanjang 3,3 km dengan 13 unit APJ, 5 unit rambu dan 2 unit RPPJ Jalan Nyiur sepanjang 2 km dengan 13 unit APJ, 3 unit rambu, dan 2 unit RPPJ.

Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Balai Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Kementerian Pertanian, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, dan Inspektur I Kementerian Perhubungan, perwakilan Direktorat Lalu Lintas Jalan Ditjen Perhubungan Darat. B

Komentar

Bagikan