Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di Pantai Barat Sumatra harus bersiaga dan mengantisipasi terjadinya Megathrust.
Kepala BMKG Wilayah I Sumatra Utara Hendro Nugroho menjelaskan, gempa bumi berskala besar memang belum bisa diprediksi, karena itu masyarakat dan pemerintah daerah harus bersiaga.
“Kita belum bisa tebak dan belum ada teknologi ataupun pengetahuan yang dapat memprediksi akan terjadinya gempa buminya itu,” katanya.
Menurut Hendro, gempa bumi dahsyat Megathrust berpotensi terjadi di sepanjang Pantai Barat Sumatra.
“Sepanjang Pantai Barat Sumatra, itu kemungkinan kalau meledak isi perut berarti Pantai Barat Sumatra akan kena semua, itu yang perlu antisipasi,” ungkapnya.
Dia menuturkan, untuk mengantisipasi dampak jika terjadi gempa megathrust adalah adanya antisipasi dari berbagai stakeholders.
“Pemerintah daerah harus mengevaluasi bagaimana jalur evakuasinya, apakah ada rambu – rambu evakuasi yang sudah disiapkan, terutama di Pantai Barat Sumut (Mandailing Natal, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan). Apakah sudah ada rambu evakuasi atau penampungan,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah pusat turut serta mengantisipasi fenomena alam gempa Megathrust, sebab Indonesia dikelilingi oleh 16 zona Megathrust, yang tersebar di enam zona subduksi aktif, termasuk di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, hingga Papua.
“Kita tinggal di daerah Megatrust, ini kalau terjadi tsunami apa yang harus dilakukan dan harus kemana. Ini adalah problem yang kita hadapi tapi dengan bersama – sama antara BMKG dan stakeholder terkait,” katanya. B