Bandara Sultan M. Salahuddin Movement Delapan Kali Hingga 10 Kali Sehari

Kabandara Sultan Muhammad Salahuddin Denny Ariyanto. (dok. istimewa)

Bandara Sultan Muhammad Salahuddin di Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah kembali melayani sejumlah penerbangan hingga mencapai delapan kali sampai dengan 10 kali movement setiap harinya.

Penerbangan yang terlayani melalui bandara yang memiliki landasan (runway) sepanjang 2.200 meter x 30 meter ini dengan tujuan Pulang Pergi (PP) ke Bali sebanyak dua kali sehari, Lombok tiga kali sehari dan Makassar empat kali dalam seminggu.

Menurut Kabandara Denny Ariyanto, aktivitas bandara yang landasan pacunya mampu untuk mendarat pesawat besar jenis Boeing 737 series ini sudah kembali normal.

“Pergerakan pesawat dan jumlah penumpang sudah terus meningkat, masih ditambah dengan fasilitas yang memadai untuk melayani mobilitas pengguna jasa transportasi udara membuat bandara ini akan semakin berkembang,” katanya.

Baca juga :   Angkasa Pura Airports Ubah Eks Bandara Selaparang Jadi Sirkuit MXGP

Tidak hanya mobilitas penumpang yang dapat terlayani, tapi distribusi kargo juga menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan melalui Bandara Sultan Muhammad Salahuddin.

Fasilitas terminal baru di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin yang dioperasikan tahun 2021 seluas 5.000 m2 sudah beroperasi, sehingga terminal yang sebelumnya sebagai terminal penumpang akan berubah fungsi sebagai terminal kargo dan juga kawasan parkir kendaraan.

Selain itu, ada juga perbaikan dan perluasan saluran air, serta sarana pendukung bandara lainnya, sehingga masyarakat Kabupaten Bima dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin.

“Perluasan fasilitas bandara ini sudah sangat dinantikan masyarakat Bima, bisa mendapatkan fasilitas keberangkatan dan kedatangan yang lebih nyaman,” jelas Denny.

Baca juga :   Bandara I Gusti Ngurah Rai Layani Kembali Penerbangan Internasional Dari Incheon

Daerah cakupan layanan operasional Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, lanjutnya, meliputi tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Dompu, Kota Bima dan Kabupaten Bima.

Denny mengakui memang fasilitas yang tersedia belum sempurna, karena masih dalam proses perbaikan, sehingga jajaran staf dan pengguna jasa di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin harus ikut beradaptasi.

“Harapannya, dengan adanya terminal kargo di lokasi terminal lama akan membuat volume kargo terus meningkat, tidak hanya untuk pengiriman lokal, tapi  juga merambah internasional atau ekspor,” tuturnya. B

Komentar