Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pengawasan Kesehatan Awak dan Penumpang Pesawat dari Luar Negeri

Aktivitas penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. (dok. bandara)
Bagikan

Manajemen Bandara Soekarno-Hatta memperketat pengawasan kesehatan terhadap awak dan penumpang pesawat yang tiba dari luar negeri maupun yang melalukan perjalanan dalam negeri sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit cacar monyet (Monkeypox).

Pengawasan kesehatan ini dilakukan secara bersama oleh seluruh lintas sektor yang ada di Bandara Soekarno-Hatta berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Bandara Soekarno-Hatta (KKP Kementerian Kesehatan) dan didukung oleh PT Angkasa Pura II (AP II) selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta yang menyediakan fasilitas sarana dan prasarana.

Kepala KKP Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Darmawali Handoko menyatakan, pengawasan kesehatan dilakukan dengan pengamatan visual untuk melihat apakah ada gejala Monkeypox pada awak dan penumpang pesawat internasional yang baru mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan domestik yang berangkat dan datang.

“Gejala utama Monkeypox adalah adanya ruam merah kulit di sekitar wajah dan anggota badan lainnya, serta adanya bengkak kelenjar getah bening di area sekitar leher,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Selain itu, Darmawali menambahkan, gejala yang mungkin saja terjadi
antara lain suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, nyeri sendi dan otot, serta tampak kurang sehat. “Ini berbeda dengan Covid, yng demam masih menjadi satu gejala utama.”

Menurut Darmawali, pengawasan terhadap tanda dan sebagian besar gejala visual juga dapat terdeteksi pada saat pelaku perjalanan melakukan proses check-in untuk memproses keberangkatan dan pemeriksaan security kedua setelah proses check-in, pelaku perjalanan diminta untuk membuka masker, dan proses pemeriksaan Imigrasi saat pelaku perjalanan melakukan pemeriksaan paspor.

“Hal ini termasuk juga dengan awak pesawat yang harus melalui thermal scanner dan pengamatan secara visual,” jelasnya.

Darmawali menuturkan, apabila petugas bandara menemukan tanda dan gejala Monkeypox dapat langsung melaporkan kepada petugas KKP dan petugaa KKP akan melakukan pemeriksaan mendalam.

Jika mengarah kepada gejala Monkeypox, lanjutnya, maka penumpang akan dilakukan prosedur tatalaksana dan dirujuk ke rumah sakit jika diperlukan.

KKP Kemenkes bersama dengan seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta juga melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran Monkeypox.

Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi menjelaskan, AP II sebagai pengelola bandara mendukung penuh upaya pencegahan penyebaran Monkeypox.

“Penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta saat ini dilayani melalui Terminal 3, dengan dilengkapi thermal scanner yang dapat mendeteksi suhu tubuh setiap awak dan penumpang pesawat secara bersamaan,” tuturnya.

Agus menuturkan, awak dan penumpang pesawat ketika baru mendarat dari luar negeri dipastikan akan melalui thermal scanner tersebut dan pengamatan secara visual.

“Ketika diketahui ada awak dan penumpang dengan suhu di atas yang telah ditetapkan, maka thermal scanner akan memberi peringatan kepada personel KKP Kemenkes,” ujarnya.

Bandara Soekarno-Hatta juga menyiapkan ruang isolasi yang dilengkapi berbagai peralatan dan perlengkapan guna tempat isolasi apabila ada awak dan penumpang pesawat yang suspek terpapar Monkeypox.

Agus menegaskan, seluruh stakeholder Bandara Soekarno-Hatta berkolaborasi dan bersinergi penuh dalam mendukung upaya pencegahan penyebaran Monkeypox. B

Komentar

Bagikan