majalahbandara.com – Menutup tahun 2020, Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu mencatat bahwa pada bulan Desember ada 18 kali pergerakan pesawat (movement) dengan jumlah pergerakan penumpang 1700 orang per hari. Angka ini sudah hampir mencapai 60% dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Dan di masa Nataru 2020/2021, pergerakan baik pesawat maupun penumpang mengalami penurunan sekitar 50% dari tahun sebelumnya.
Kepala Bandara Mutiara SIS Al Jufri Ubaedillah menjelaskan bahwa jumlah penumpang datang dan pergi yang mencapai 1700 ini dicapai selama masa angkutan natal dan tahun baru.
“Bandara Mutiara SIS Al Jufri merupakan gerbang utama masuk Sulawesi Tengah. Pergerakan pesawat selama dua bulan terakhir ini menunjukkan tren peningkatan. Movement pesawat di bandara Palu yang datang dan pergi sekitar 18 kali per harinya,” ujar Ubaedillah.
Selama pandemi covid-19 di tahun 2020, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu sempat tidak ada penerbangan untuk penumpang pada bulan April sampai dengan Mei 2020. Hal ini karena adanya larangan penggunaan sarana transportasi oleh pemerintah selama bulan April 2020 dan penundaan kelonggaran penggunaan sarana transportasi selama bulan Mei 2020 sesuai SE Gubernur Sulteng guna mencegah penyebaran covid-19 lebih luas.
Bandara kembali melayani penerbangan untuk penumpang pada 3 Juni 2020. Saat itu baru Garuda yang siap terbang selanjutnya disusul Lion Group dan Sriwijaya.
Penerbangan dua bulan dipenghujung 2020 kini sudah hampir 60% dari kondisi normal sebelum pandemi covid-19. Penumpang sudah mulai ramai di bandara Palu ini. Namun protokol kesehatan tetap dijalani dengan ketat.Penumpang harus menjalani serangkaian proses pengecekan dokumen kesehatan dan suhu tubuh.
Ubaedillah menyatakan bahwa penumpang harus tetap waspada dan menjaga kesehatan dengan perilaku 3 M yaitu selalu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak terus dilakukan selama dilingkungan bandara.
“Meskipun jumlah penumpang semakin meningkat, protokol kesehatan jangan sampai diabaikan. Ditengah pandemi yang masih berkepanjangan, perlu waspada. Sangat dimungkinkan bagi masyarakat pengguna jasa, petugas KKP dan operasional bandara sudah mulai jenuh karena pandemi yang belum jelas kapan berakhir. Kini saatnya untuk saling mengingatkan dan saling menguatkan agar tidak lengah,” ujar Ubaedillah. B